Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk
mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa
ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat
manipulasi variabel.[1]
Penelitian korelasi dilakukan, saat peneliti ingin mengetahui tentang ada
atau tidaknya dan kuat lemahnya suatu hubungan variabel yang berkaitan dalam
suatu objek atau subjek yang diteliti. Terdapatnya suatu hubungan dan tingkat
variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada,
peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.[2]
Penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto
karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi.[3]
Penelitian korelasi ini berhubunngan dengan penilaian antara dua atau lebih
fenomena.jenis penelitian ini biasanya melibatkkan ukuran statistik
tingkat/derajat hubungan,yang disebut korelasi (Syamsudin & Damiyanti:
2011). Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya
pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel
lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel
berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel yang lain. Korelasi negatif
berarti nilai yang tinggi pada suatu variabel berhubungan dengan nilai yang
rendah pada variabel lainnya. Korelasi yang tinggi antara tinggi badan dan
berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan badan yang berat,
tetapi antara keduanya memiliki hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang
sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatif), badan yang tinggi tetapi
berat yang rendah (ringan).[4]
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mengidentifikasi hubungan
prediktif dengan menggunakan teknik korelasi atau teknik statistik. Hasil
penelitian korelasional juga mempunyai implikasi untuk pengambilan keputusan.[5] Secara
khusus, tujuan penelitian korelasional adalah: (1) untuk mencari bukti terdapat
tidaknya hubungan (korelasi) antarvariabel, (2) bila sudah ada hubungan, untuk
melihat tingkat keeratan hubungan antarvariabel, dan (3) untuk memperoleh
kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti
(meyakinkan/significant) atau tidak berarti (tidak berarti/insignificant).[6]
Proses Dasar Penelitian Korelasional
Ada beberapa langkah yang dilakukan dalan penelitian korelasional antara
lain meliputi identifikasi masalah, pemilihan instrumen dan sampel, merumuskan
desain dan prosedur penelitian, merumuskan teknik analisis data dan
interpretasi.
Pemilihan Masalah
Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel mana dari
suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk menguji hipotesis mengenai
hubungan yang diharapkan. Variabel yang dilibatkan harus diseleksi berdasarkan
penilaian deduktif dan penalaran induktif. Dengan kata lain, hubungan yang akan
diselidiki harus didukung oleh teori atau diturunkan dari pengalaman.[7]
Sampel dan Pemilihan Instrumen
Sampel untuk studi korelasional dapat dipilih dengan memakai metode sampling
yang bisa diterima, dan 30 subjek dirasa sebagai ukuran sampel minimal yang
bisa diterima. Dalam suatu penilitian, merupakan hal penting untuk memilih dan
mengembangkan pengukuran yang reliabel dan valid terhadap suatu variabel yang
hendak diteliti. Bila variabel tidak memadai dikumpulkan, maka koefisien
korelasi yang diperoleh akan mewakili estimasi tingkat korelasi yang kurang
bahkan tidak akurat. Kemudian bila pengukuran yang dilakukan tidak secara nyata
benar-benar mengukur variabel yang diinginkan, maka koefisien yang dihasilkan
tidak akan mengindikasikan hubungan yang diinginkan.[8]
Desain dan Prosedur
Desain korelasional dasar tidaklah rumit; dua atau lebih skor yang
diperoleh dari setiap jumlah sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap
variabel yang diteliti, dan skor berpasangan kemudian dikorelasikan. Koefisien
korelasi yang dihasilkan mengindikasikan tingkatan atau derajat hubungan antara
kedua variabel tersebut. Studi yang berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan
beberapa penggunaan prosedur statistic yang kompleks, namun desain dasar tetap
sama dalam semua studi korelasional.[9]
Analisis Data dan Interpretasi
Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefisien korelasi. Suatu koefisien
korelasi angka desimal, antara 0,00 dan + 1,00, atau 0,00 dan – 1,00, yang
mengindikasikan derajat hubungan dua variabel. Jika koefisien mendekati + 1,00;
kedua variabel tersebut mempunyai hubungan positif. Hal ini berarti bahwa
seseorang dengan skor yang tinggi pada suatu variabel akan memiliki skor yang
tinggi pula pada variabel yang lain, suatu peningkatan pada suatu variabel
berhubungan/diasosiasikan dengan peningkatan pada variabel lain. Jika koefisien
korelasi tersebut mendekati 0,00 kedua variabel tidak berhubungan. Hal ini
berarti bahwa skor seseorang pada suatu variabel tidak mengindikasikan skor
orang tersebut pada variabel lain. Jika koefisien tersebut mendekati -1,00,
kedua variabel memiliki hubungan yang sebaliknya(negatif). Hal ini berarti
bahwa seseorang dengan skor tinggi pada suatu variabel akan memiliki skor yang
rendah pada variabel lain; peningkatan pada suatu akan diasosiasikan dengan
penurunan pada variabel lain, dan sebaliknya
Interpretasi suatu koefisien korelasi tergantung pada bagaimana ia akan
digunakan. Dengan kata lain, seberapa besar ia diperlukan agar bermanfaat
tergantung pada tujuan perhitunganya. Dalam studi yang dirancang untuk
menyelidiki atau hubungan yang dihipotesiskan, suatu koefisien korelasi
diinterprestasikan dalam istilah signifikansi statistiknya. Dalam studi
prediksi,signifikansi statistik merupakan nilai kedua dari koefisien dalam
memudahkan prediksi yang akurat. Signifikansi statistik mengacu pada apakah
koefisiensi yang diperoleh berbeda secara nyata dari zero (0) dan mencerminkan
suatu hubungan yang benar,bukan suatu kemungkinan hubungan, keputusan
berdasarkan signifikansi statistik dibuat pada suatu level kemungkinan
(probability) yang diberikan. Dengan kata lain, berdasarkan ukuran sampel yang
diberikan, anda tidak dapat menentukan secara positif apakah ada atau tidak ada
hubungan yang benar antara dua variabel,tetapi anda dapat mengatakan secara
probabilitas ada atau tidak ada hubungan. Untuk menentukan signifikansi
statistik, anda hanya mengonsultasikanya pada tabel yang dapat mengatakan pada
anda seberapa besar koefisiensi anda diperlukan untuk menjadi signifikan pada
level probabilitas yang diberikan. Untuk level probabillitas yang sama, atau
level signifikansi yang sama, koefisien yang besar diperlukan bila sampel yang
lebih kecl dilibatkan. Kita secara umum memiliki lebih banyak bukti dalam
koefisien yang berdasarkan pada 100 subjek daripada 10 subjek. Dengan demikian,
sebagai contoh, pada level bukti 95% dengan 10 kasus, anda akan memerlukan sekurangnya
koefisien 0,6319 agar dapat menyimpulkan eksistensi suatu hubungan; di pihak
lain, dengan 102 kasus anda hanya memerlukan koefisiensi 0,1946. Konsep ini
berarti bahwa anda memerhatikan kasus tersebut ketika anda akan mengumpulkan
data pada setiap anggoa populasi, bukan hanya sampel. Dalam kasus ini, tidak
ada kesimpulan yang dilibatkan, dan tanpa memerhatikan seberapa kecil
koefisiensi korelasi yang ada, itu akan mewakili derajat korelasi yang benar
antara variabel untuk populasi tersebut.
Ketika penginterprestasian suatu koefisien korelasi, anda harus selalu
ingat bahwa anda hanya berbicara tentang suatu hubungan, bukan hubungan
sebab-akibat. Koefisiensi korelasi yang signifikan mungkn menyarankan hubungan
sebab-akibat tetapi tidak menetapkanya. Hanya ada satu cara untuk menetapkan
hubnungan sebab-akibat, yaitu eksperimen. Bila seseorang menemukan hubungan
yang dekat antara dua variabel, hal itu sering sekali menggoda untuk
menyimpulkan bahwa satu menyebabkan lain. Dalam kenyataan, itu mungkin tidak saling
memengaruhi; mungkin terdapat variabel ketiga yang memengaruhi kedua variabel.[10]
Rancangan Penelitian Korelasional
Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara
dua variabel diukur. Hubungan tersebut memiliki tingkatan dan arah. Tingkat
hubungan biasanya diungkapkan dalam angka antara -1 dan +1, yang dinamakan
koefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan.
Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1 atau +1, merupakan korelasi
sempurna pada kedua ekstrem. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin
tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain
atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor
pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau
sebaliknya.
Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel, dan kita mengetahui skor pada
salah satu variabel, skor pada variabel ke dua dapat diprediksikan. Regresi
merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana
pendekatan koefisien korelasi baik -1 maupun +1 prediksi kita dapat lebih baik.
Regresi Jamak
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan
penambahan beberapa variabel. Apa yang kita prediksikan disebut variabel
kriteria. Sedangkan apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi,
variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor.
Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah
besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antar korelasinya yang tinggi
mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
Rancangan Korelasi yang Digunakan untuk Membuat
Kesimpulan Kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat
pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional.
Rancangan tersebut adalah rancangan analisis jalur dan rancangan panel lintas
akhir. Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang
menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Desain panel lintas akhir
mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.
Analisis Sistem
Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematika yang kompleks untuk
menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan
balik, serta unsur dan aliran hubungan.[11]
Kesalahan dalam Penelitian Korelasional
·
Peneliti berasumsi bahwa korelasi merupakan bukti
sebab akibat.
·
Peneliti bertumpu pada pendekatan sekali tembak.
·
Peneliti memilih statistik yang tidak tepat.
[1]
https://bintangkecilungu.wordpress.com/2010/10/31/metode-penelitian-korelasional-2/
[2]
http://ayo-nambah-ilmu.blogspot.co.id/2016/06/metode-penelitian-korelasional-tujuan.html
[3]
https://amanahtp.wordpress.com/2011/11/24/penelitian-korelasional/
[4] https://pangeransastra.wordpress.com/2014/10/13/penelitian-deskriptif-kuantitatif-penelitian-korelasi-dan-penelitian-ekspos-fakto/
[5] http://andriew.blogspot.co.id/2015/05/penelitian-korelasional.html
[6]
http://cahayacintablog.blogspot.co.id/2013/02/penelitian-korelasi.html
[7] http://yudi-wiratama.blogspot.co.id/2014/01/proses-dasar-penelitian-korelasional.html
[8] http://ayo-nambah-ilmu.blogspot.co.id/2016/06/metode-penelitian-korelasional-tujuan.html
[9] http://eka-merdekawati.blogspot.co.id/2011/11/metode-penelitian-korelasional.html
[10] http://jati-rinakriatmaja.blogspot.co.id/2013/02/contoh-penelitian-korelasional.html
[11] http://yudi-wiratama.blogspot.co.id/2014/01/rancangan-penelitian-korelasional.html