A.
Pendahuluan
Sistematika pembelajaran di perguruan tinggi
sangat berbeda jauh dengan pendidikan yang berada di bawahnya, semisal SMA/MA
atau SMK/MAK. Pembelajaran di perguruan tinggi menganut sistem andragogi
sedangkan SMA/SMK menganut sistem paedagogi. Perbedaan pokok antara andragogi
dan pedagogi terletak pada gaya belajarnya. Gaya belajar bersifat independen
(mandiri) sedangkan gaya belajar pedagogi bersifat dependen (terikat).
Andragogi adalah teori belajar yang dikembangkan untuk kebutuhan orang dewasa. Sedangkan
pedagogi adalah teori belajar untuk anak-anak.[1]
Konsekwensi mahasiswa sebagai peserta didik
perguruan tinggi adalah harus mampu beradaptasi dengan sistem pembelajaran di
kampus. Kebanyakan mahasiswa semester awal merasakan kesulitan beradaptasi
dengan sistem perkuliahan karena masih terbawa oleh mindset pembelajaran ketika
SMA. Di SMA pelajar hanya bertugas melaksanakan apa yang diperintah guru. Pelajar
sangat bergantung dengan guru dan cara belajarnya pasif. Materi yang dipelajari
oleh anak SMA hanya sebatas pada apa yang disampaikan guru. Pelajar SMA sangat
jarang memiliki inisiatif untuk mengeksplorasi materi pelajaran secara mandiri.
Kalau tidak disuruh guru tidak ada minat untuk mendalami pelajaran dari guru
tersebut.
Ketika seseorang sudah lulus SMA dan melanjutkan
studinya ke perguruan tinggi, mau tidak mau harus meninggalkan gaya belajar
waktu SMA. Gaya belajar SMA tidak akan bisa diterapkan ketika sedang
melaksanakan pembelajaran di perguruan tinggi. Ketika kuliah seorang mahasiswa
dituntut untuk beradaptasi dengan model pembelajaran di Kampus. Adapun model
pembelajaran dikampus cenderung menekankan aspek kemandirian dan kreatifitas. Jadi
kalau mau maju ya harus kreatif dan memiliki inisiatif, tidak boleh bergantung
pada orang lain.
Salah satu kendala yang dihadapi mahasiswa pada
semester awal dalam menjalani kuliah adalah membuat makalah. Bagi mahasiswa
baru yang tulen dari SMA dan bukan transferan, membuat makalah adalah hal yang
sangat asing. Membuat makalah sama saja membuat tulisan yang orisinil, bukan
plagiat. Mahasiswa yang ketika SMA bisanya cuma nyontek dan copas ketika
membuat tugas, biasanya akan kesulitan dalam membuat makalah. Makalah itu tidak
hanya sebatas tulis menulis, melainkan juga soal penyajian atau presentasi. Jika
makalah seseorang itu bagus tapi cara presentasinya jelek bisa jadi itu bukan
karya orisinil dari yang bersangkutan, melainkan hasil copas dan edit-edit
sekenanya. Memahami berbagai persoalan yang telah ditulis tersebut, maka saya
di sini akan akan mencoba membahas metode membuat makalah yang benar dengan
sedetil-detilnya dengan harapan agar pembaca bisa langsung mengamalkannya.
B.
Pengertian Makalah
Sebelum memasuki pembehasan mengenai bagaimana
cara membuat makalah yang benar, alangkah baiknya kita memahami pengertian apa
itu makalah. Tujuan dari penjelasan tentang pengertian makalah adalah agar para
pembaca yang budiman bisa mendapatkan gambaran utuh tentang makalah. Sehingga pembaca
akan lebih mudah untuk mengerjakan sebuah makalah. Pekerjaan akan menjadi mudah
apabila kita tahu apa yang akan dikerjakan.
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang membahas
pokok masalah tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup tertentu. Makalah juga
dapat diartikan sebagai karya akademis yang biasanya diterbitkan atau
dipublikasikan pada jurnal yang bersifat ilmiah namun menurut pengertian dari
beberapa ahli diantaranya menurut Tanjung dan Ardial mengartikan makalah adalah
karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah topik tertentu yang
ditulis secara sistematis dan disertai analisis yang logis dan objektif sedangkan
menurut Surakhmad makalah adalah segala jenis tugas kuliah yang harus
diselesaikan secara tertulis baik sebagai hasil pembahasan buku maupun sebagai
hasil karangan tentang suatu pokok permasalahan.[2]
Berdasarkan berbagai uraian mengenai pengertian
makalah, bagi saya pengertian yang menurut saya lebih familiar adalah
penegrtian makalah menurut Surakhmad. Karena makalah memang identik dengan
tugas kuliah terlepas dari tujuan pembuatannya.
C.
Sistematika penulisan makalah.
Makalah pada dasarnya merupakan salah satu karya
tulis ilmiah. Sebagai suatu karya ilmiah, penulisan makalah haruslah sesuai
dengan kaidah ilmiah diantaranya sistematis, runtut dan rasional. Secara garis
besar konten makalah terdiri dari pendahuluan, pembahasan dan kesimpulan.
Pendahuluan merupakan bagian awal dari karya tulis
yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penulisan
makalah. Latar belakang masalah adalah deskripsi berkenaan dengan fenomena dan
masalah problematik yang menarik untuk di dikaji. Masalah yang dimaksud adalah
kesenjangan antara ide dan kenyataan.[3] Dalam
kaitannya dengan penulisan makalah, latar belakang dibuat dengan maksud
menjelaskan alasan mengapa suatu masalah layak untuk dikaji dan ditulis manjadi
makalah. Adapun rumusan masalah adalah tulisan singkat berupa pertanyaan yang
biasanya setelah latar belakang masalah dalam suatu karya ilmiah. Rumusan
masalah digunakan untuk menjelaskan masalah atau isu yang dibahas dokumen
tersebut kepada para pembaca. Secara umum, suatu rumusan masalah akan
menggarisbawahi fakta-fakta dasar dari masalahnya, menjelaskan alasan masalah
itu penting, dan menentukan solusi secepat dan selangsung mungkin.[4] Sedangkan
tujuan penulisan makalah merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya
hasil. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan pemakalah untuk memperoleh
jawaban atas isu yang diajukan.[5] Tujuan
bermaksud menjelaskan apa maksud atau tujuan dari penulisan karya tulis
tersebut. Apakah tujuannya untuk informasi secara umum, atau pengutaraan sebuah
gagasan, atau pemaparan dari kumpulan-kumpulan fakta-fakta yang sudah kita
himpun sebelumnya.[6]
Setelah menyusun pendahuluan, maka langkah
selanjutnya dalam menulis makalah adalah menyusun pembahasan. Pembahasan adalah
bagian inti dari makalah yang berisi dari deskripsi berbagai teori terkait
masalah yang diangkat sebagai tema makalah. Selain berisi deskripsi berbagai
teori, dalam bab pembahasan ini berisi pula analisis. Pembahasan umumnya berisi
tentang definisi, ruang lingkup dan karakteristik masalah yang dikaji. Pembahasan
bisa ditulis secara terpadu, yakni menjadikan masing-masing sub bahasan menjadi
satu kesatuan. Bisa pula sub bahasan dalam pembahasan ditulis secara
sendiri-sendiri dalam bentuk bab tersendiri. Penulisan tergantung selera. Bila penulis
hendak membuat makalah yang tipis dengan penulisan yang singkat maka bisa
memilih untuk menulis bab pembahasan secara terpadu.
Setelah selesai menyusun pembahasan maka langkah
selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan yaitu rangkuman dari
poin-poin penting yang termaktub di dalam isi makalah yang telah di bahas
secara panjang lebar. Kesimpulan ini harus memiliki makna yang jelas, sehingga
pembaca makalah dapat dengan baik menerapkan apa-apa nilai positif yang bisa
diambil dari sebuah kesimpulan yang telah dihasilkan dari makalah kamu.[7] Kesimpulan
dapat dirumuskan berdasarkan rumusan masalah, karena pada hakikatnya kesimpulan
merupakan jawaban dari rumusan masalah.
Setelah selesai menyusun ketiga bab tersebut maka
langkah terakhir adalah menyusun daftar pustaka yaitu tulisan yang tersusun di
akhir sebuah karya ilmiah yang berisi nama penulis, judul tulisan, penerbit,
identitas penerbit dan tahun terbit sebagai sumber atau rujukan seorang
penulis. Daftar Pustaka ada pada semua jenis karya tulis ilmiah seperti buku,
skripsi, makalah, artikel dan sebagainya.[8]
Penulisan makalah harus dengan bahasa baku sesuai
ejaan yang disempurnakan. Spasi yang digunakan dalam penulisan adalah 1,5. Adapun
font yang digunakan dalam penyusunan makalah adalah times new roman dengan
ukuran huruf 12 pt. Sedangkan untuk pengaturan margin pada makalah yaitu top: 3
cm, right: 3 cm, bottom: 3 cm dan left: 4 cm.
D.
Penutup
Kemampuan menulis makalah sangat penting untuk
diasah guna meningkatkan kualitas dari makalah yang ditulis. Semakin rajin
menulis makalah maka kualitas penulisannya akan berangsur-angsur membaik. Semoga
uraian mengenai tata cara menulis makalah yang disajikan oleh penulis bisa
dipahami dengan mudah oleh pembaca. Adapun bila ada kritik maupun saran untuk
artikel ini bisa ditulis pada kolom komentar.
[1]
https://10013sw.wordpress.com/2013/02/01/perbedaan-antara-pedagogi-dan-andragogi/
[2] https://makalahproposal.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-makalah.html
[3] https://www.kompasiana.com/adesuyitno/cara-membuat-latar-belakang-masalah_551acd59a333114f21b65a68
[4] https://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/
[5] http://indri8.ilearning.me/1-3-ruang-lingkup-penelitian/
[6] https://satujam.com/sistematika-penulisan-makalah/
[7]
Ibid.
[8] https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pustaka