Showing posts with label metode penelitian. Show all posts
Showing posts with label metode penelitian. Show all posts

Wednesday, April 11, 2018

ANALISIS DATA KUALITATIF




Analisis adalah proses penyusunan/pengorganisasian data secara sistematis untuk disimpulkan agar dapat dipahami diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif karena dalam proses analisis tersebut data-data yang telah terkumpul dikembangkan menjadi pola hubungan tertentu sehingga menjadi sebuah hipotesis. Dengan demikian dapat diketahui bahwa fokus utama penelitian kualitatif adalah mencari hipotesis, sedangkan fokus dari penelitian kuantitatif adalah menguji hipotesis.
Perbedaan yang paling menonjol antara analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif terdapat pada waktu pelaksanaan analisis. Kalau analisis data pada penelitian kuantitatif dilakukan saat pengumpulan data sudah selesai, maka analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Ada dua model yang ditawarkan terkait metode analisis data kualitatif. Model yang pertama adalah model analisis data versi Miles and Huberman, sedangkan model yang kedua adalah analisis data versi Spradley.
1.      Analisis Data Model Miles and Huberman
Aktifitas analisis data menurut miles and huberman terbagi menjadi tiga tahap antara lain tahap reduksi data, tahap display data serta tahap verifikasi.
a.      Reduksi Data
Reduksi data berarti memilih data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan. Aktifitas reduksi data meliputi merangkum data, memilih data yang dianggap penting, kemudian menjadikan data tersebut sebagai fokus, setelah itu dicari tema dan polanya.
Tujuan dari reduksi data adalah agar peneliti mendapat gambaran yang lebih jelas terkait obyek yang diteliti dan memudahkan langkah pencarian data berikutnya. Reduksi data berfungsi membantu peneliti untuk menentukan fokus penelitan setelah mendapatkan gambaran jelas terkait situasi sosial dilapangan.
Reduksi data melibatkan proses berpikir sensitif sehingga diperlukan kecerdasan, keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Oleh karena itu, bagi peneliti pemula disarankan untuk berdiskusi dengan teman atau orang lain yang dianggap ahli ketika melakukan reduksi data. Dengan demikan wawasan peneliti akan berkembang serta data-data yang dihasilkan dari proses reduksi data memiliki nilai temuan yang berbobot.
b.      Display Data
Display data dalam penelitian kualitatif berfungsi memudahkan peneliti dalam memahami apa yang terjadi kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan dari pemahaman yang didapatkan tersebut.
Penyajian (display) data dilakukan dengan membuat bagan, uraian singkat, hubungan antar kategori, flowchart atau sejenisnya. Penyajian data dalam penelitian kualitatif biasanya berbentuk teks yang bersifat naratif.
c.       Verifikasi Data
Verifikasi/menyimpulkan data merupakan langkah ketiga dalam penelitan kualitatif, setelah proses penyajian data. Kesimpulan awal yang didapatkan masih bersifat sementara dan akan berubah, apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada aktifitas pengumpulan data selanjutnya. Kesimpulan yang didapatkan bisa dianggap kredibel apabila didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten.
2.      Analisis Data Model Spradley
Spradley membagi tahapan analisis data kualitataif menjadi beberapa langkah antara lain meliputi analisis domain nomain, analisis taksonomi, analisis komponensial, analisis tema budaya.
a.      Analisis Domain
Analisis domain adalah memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari situasi sosial yang diteliti. Peneliti dapat menemukan berbagai domain tertentu sebagai pijakan penelitian selanjutnya melalui pertanyaan umum maupun pertanyaan rinci.
Tujuan utama dari tahap analisis domain adalah memilih/menentukan domain yang akan dijadikan sebagai fokus penelitian. Pemilihan domain perlu dilakukan karena dalam sebuah situasi sosial bisa terdapat ratusan bahkan ribuan domain. Domain adalah kategori budaya yang terdiri atas tiga elemen yaitu cover term, included term dan semantic relationship. Cover term adalah nama suatu domain budaya, sedangkan included term adalah rincian dari cover term tersebut. Adapun semantic relationship adalah hubungan semantik antar kategori budaya. Langkah terpenting dalam analisis domain adalah mencari hubungan semantik sehingga menemukan berbagai domain budaya.
Menurut Spradley analisis hubungan semantik terdiri atas sembilan tipe. Tipe hubungan ini bersifat universal, sehingga dapat diterapkan dalam berbagai jenis situasi sosial. Sembilan tipe yang dimaksud oleh Spradley antara lain meliputi jenis, ruang, sebab-akibat, lokasi, rasional/alasan, fungsi, cara, urutan dan atribut.
Sugiono menyarankan agar menggunakan lembar kerja analisis domain dengan tujuan untuk memudahkan aktifitas analisis domain. Adapun contoh analisis domain adalah sebagai berikut.
No.
Rincian Domain
Hubungan semantik
Cover term/domain
1
Pendidikan
Jenis dari
Tugas perguruan tinggi
Penelitian
Pengabdian masyarakat
2
Ruang kantor
Ruang
Adalah jenis-jenis ruang yang terdapat pada institusi pendidikan teknik.
Ruang kelas
Ruang bengkel
Ruang Laboratorium
3
Mahasiswa mengeluh
Akibat dari
Kepemimpinan otoriter
Para dosen protes
Mahasiswa demonstrasi
4
Dosen memiliki sertifikat kompetensi
Alasan untuk
Universitas melaksanakan KBK
Alat-alat pembelajaran lengkap
Sistem evaluasi belajar diperbaiki
5
Di kelas
Lokasi
Belajar mahasiswa teknik

Di industri
Di laboratorium
Di bengkel
6
Mengikuti kursus
Cara
Meningkatkan prestasi/ skill


Belajar tekun
Rajin mengikuti perkuliahan
7
Komputer
Berfungsi untuk
mengerjakan tugas-tugas kuliah
Printer
Flash disk
8
Membayar SPP
Urutan dalam
Administrasi perkuliahan



Perwalian
Melaksanakan Kuliah
Ujian Akhir
9
Sarjana Pendidikan
Atribut/karakteristik
Lulusan perguruan tinggi jenjang strata 1
Sarjana Teknik
Sarjana Sosial
Sarjana Hukum

b.      Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi adalah penjabaran domain-domain yang dipilih menjadi lebih rinci sehingga dapat diketahui struktur internalnya. Berdasarkan deskripsi tersebut, analisis taksonomi bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang struktur internal dari domain-domain yang telah dipilih dan dijadikan fokus penelitian. domain yang terpilih dijadikan cover term oleh peneliti, kemudian diurai lebih rinci dan mendalam.
Data yang yang dianalisis dalam analisis taksonomi diperoleh melalui observasi terfokus, wawancara mendalam dan dokumentasi. Proses pengumpulan data berpijak pada domain yang telah dipilih dan dijadikan fokus penelitian. Tujuan dari proses pengumpulan data ini adalah memperoleh informasi yang mendalam terkait domain yang dipilih.
Hasil dari analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak, diagram garis dan simpul serta outline. Berikut ini adlah contoh penyajian analisis taksonomi dalam bentuk diagram kotak.
COVER TERM
A
B
C
D
1
2
3
1
2
3
4
a
b











c.       Analisis komponensial
Analisis komponensisal adalah proses mencari ciri atau karakteristik yang spesifik dari setiap struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Data yang akan dianalisis diperoleh melalui observasi dan wawancara terseleksi dengan pertanyaan yang bersifat mengontraskan.
Pada analisis komponensial, data yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah data yang memiliki persamaan rumpun. Data yang dicari haruslah menonjolkan ciri fisik masing-masing elemen untuk membedakan elemen yang satu dengan elemen yang lain. Agar lebih mudah dalam memahami cara kerja analisis ini, maka penulis akan memberi contoh berupa “analisis data kualitatif tentang jenjang pendidikan”. Analisis domain menghasilkan jenjang pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Kemudian yang dihasilkan tersebut dijabarkan misalnya jenjang pendidikan dasar dijabarkan meliputi SD/MI dan SMP/MTs, jenjang pendidikan menengah meliputi SMA/MA dan SMK/MAK, jenjang pendidikan tinggi meliputi Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, Universitas.
Pada analisis taksonomi, masing-masing jenis lembaga pendidikan (SD, SMP, SMA) dicari unsur yang spesifik sehingga menampakkan perbedaan antar lembaga pendidikan tersebut. Sebagai contoh misalnya kurikulum, tujuan pendidikan, usia peserta didik dan sarana prasana. Tentunya kurikulum SD dan SMA sangatlah berbeda, begitu juga fasilitas maupun tujuan yang terdapat pada masing-masing lembaga pendidikan tersebut.
d.      Analisis Tema Budaya.
Analisis tema budaya adalah upaya mencari benang merah yang mengintegrasikan lintas domain yang ada. Dengan ditemukannya benang merah antar domain, maka akan tersusun suatu konstruksi bangunan yang sebelumnya gelap/remang-remang menjadi terang dan jelas.

REFERENSI:
Emzir. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Friday, March 30, 2018

PENELITIAN KORELASIONAL




Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.[1]
Penelitian korelasi dilakukan, saat peneliti ingin mengetahui tentang ada atau tidaknya dan kuat lemahnya suatu hubungan variabel yang berkaitan dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Terdapatnya suatu hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.[2]
Penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.[3]
Penelitian korelasi ini berhubunngan dengan penilaian antara dua atau lebih fenomena.jenis penelitian ini biasanya melibatkkan ukuran statistik tingkat/derajat hubungan,yang disebut korelasi (Syamsudin & Damiyanti: 2011). Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel yang lain. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi pada suatu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah pada variabel lainnya. Korelasi yang tinggi antara tinggi badan dan berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan badan yang berat, tetapi antara keduanya memiliki hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatif), badan yang tinggi tetapi berat yang rendah (ringan).[4]
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mengidentifikasi hubungan prediktif dengan menggunakan teknik korelasi atau teknik statistik. Hasil penelitian korelasional juga mempunyai implikasi untuk pengambilan keputusan.[5] Secara khusus, tujuan penelitian korelasional adalah: (1) untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antarvariabel, (2) bila sudah ada hubungan, untuk melihat tingkat keeratan hubungan antarvariabel, dan (3) untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti (meyakinkan/significant) atau tidak berarti (tidak berarti/insignificant).[6]

Proses Dasar Penelitian Korelasional
Ada beberapa langkah yang dilakukan dalan penelitian korelasional antara lain meliputi identifikasi masalah, pemilihan instrumen dan sampel, merumuskan desain dan prosedur penelitian, merumuskan teknik analisis data dan interpretasi.
Pemilihan Masalah
Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel mana dari suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk menguji hipotesis mengenai hubungan yang diharapkan. Variabel yang dilibatkan harus diseleksi berdasarkan penilaian deduktif dan penalaran induktif. Dengan kata lain, hubungan yang akan diselidiki harus didukung oleh teori atau diturunkan dari pengalaman.[7]
Sampel dan Pemilihan Instrumen
Sampel untuk studi korelasional dapat dipilih dengan memakai metode sampling yang bisa diterima, dan 30 subjek dirasa sebagai ukuran sampel minimal yang bisa diterima. Dalam suatu penilitian, merupakan hal penting untuk memilih dan mengembangkan pengukuran yang reliabel dan valid terhadap suatu variabel yang hendak diteliti. Bila variabel tidak memadai dikumpulkan, maka koefisien korelasi yang diperoleh akan mewakili estimasi tingkat korelasi yang kurang bahkan tidak akurat. Kemudian bila pengukuran yang dilakukan tidak secara nyata benar-benar mengukur variabel yang diinginkan, maka koefisien yang dihasilkan tidak akan mengindikasikan hubungan yang diinginkan.[8]
Desain dan Prosedur
Desain korelasional dasar tidaklah rumit; dua atau lebih skor yang diperoleh dari setiap jumlah sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap variabel yang diteliti, dan skor berpasangan kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasi yang dihasilkan mengindikasikan tingkatan atau derajat hubungan antara kedua variabel tersebut. Studi yang berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan beberapa penggunaan prosedur statistic yang kompleks, namun desain dasar tetap sama dalam semua studi korelasional.[9]
Analisis Data dan Interpretasi
Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefisien korelasi. Suatu koefisien korelasi angka desimal, antara 0,00 dan + 1,00, atau 0,00 dan – 1,00, yang mengindikasikan derajat hubungan dua variabel. Jika koefisien mendekati + 1,00; kedua variabel tersebut mempunyai hubungan positif. Hal ini berarti bahwa seseorang dengan skor yang tinggi pada suatu variabel akan memiliki skor yang tinggi pula pada variabel yang lain, suatu peningkatan pada suatu variabel berhubungan/diasosiasikan dengan peningkatan pada variabel lain. Jika koefisien korelasi tersebut mendekati 0,00 kedua variabel tidak berhubungan. Hal ini berarti bahwa skor seseorang pada suatu variabel tidak mengindikasikan skor orang tersebut pada variabel lain. Jika koefisien tersebut mendekati -1,00, kedua variabel memiliki hubungan yang sebaliknya(negatif). Hal ini berarti bahwa seseorang dengan skor tinggi pada suatu variabel akan memiliki skor yang rendah pada variabel lain; peningkatan pada suatu akan diasosiasikan dengan penurunan pada variabel lain, dan sebaliknya
Interpretasi suatu koefisien korelasi tergantung pada bagaimana ia akan digunakan. Dengan kata lain, seberapa besar ia diperlukan agar bermanfaat tergantung pada tujuan perhitunganya. Dalam studi yang dirancang untuk menyelidiki atau hubungan yang dihipotesiskan, suatu koefisien korelasi diinterprestasikan dalam istilah signifikansi statistiknya. Dalam studi prediksi,signifikansi statistik merupakan nilai kedua dari koefisien dalam memudahkan prediksi yang akurat. Signifikansi statistik mengacu pada apakah koefisiensi yang diperoleh berbeda secara nyata dari zero (0) dan mencerminkan suatu hubungan yang benar,bukan suatu kemungkinan hubungan, keputusan berdasarkan signifikansi statistik dibuat pada suatu level kemungkinan (probability) yang diberikan. Dengan kata lain, berdasarkan ukuran sampel yang diberikan, anda tidak dapat menentukan secara positif apakah ada atau tidak ada hubungan yang benar antara dua variabel,tetapi anda dapat mengatakan secara probabilitas ada atau tidak ada hubungan. Untuk menentukan signifikansi statistik, anda hanya mengonsultasikanya pada tabel yang dapat mengatakan pada anda seberapa besar koefisiensi anda diperlukan untuk menjadi signifikan pada level probabilitas yang diberikan. Untuk level probabillitas yang sama, atau level signifikansi yang sama, koefisien yang besar diperlukan bila sampel yang lebih kecl dilibatkan. Kita secara umum memiliki lebih banyak bukti dalam koefisien yang berdasarkan pada 100 subjek daripada 10 subjek. Dengan demikian, sebagai contoh, pada level bukti 95% dengan 10 kasus, anda akan memerlukan sekurangnya koefisien 0,6319 agar dapat menyimpulkan eksistensi suatu hubungan; di pihak lain, dengan 102 kasus anda hanya memerlukan koefisiensi 0,1946. Konsep ini berarti bahwa anda memerhatikan kasus tersebut ketika anda akan mengumpulkan data pada setiap anggoa populasi, bukan hanya sampel. Dalam kasus ini, tidak ada kesimpulan yang dilibatkan, dan tanpa memerhatikan seberapa kecil koefisiensi korelasi yang ada, itu akan mewakili derajat korelasi yang benar antara variabel untuk populasi tersebut.
Ketika penginterprestasian suatu koefisien korelasi, anda harus selalu ingat bahwa anda hanya berbicara tentang suatu hubungan, bukan hubungan sebab-akibat. Koefisiensi korelasi yang signifikan mungkn menyarankan hubungan sebab-akibat tetapi tidak menetapkanya. Hanya ada satu cara untuk menetapkan hubnungan sebab-akibat, yaitu eksperimen. Bila seseorang menemukan hubungan yang dekat antara dua variabel, hal itu sering sekali menggoda untuk menyimpulkan bahwa satu menyebabkan lain. Dalam kenyataan, itu mungkin tidak saling memengaruhi; mungkin terdapat variabel ketiga yang memengaruhi kedua variabel.[10]

Rancangan Penelitian Korelasional
Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut memiliki tingkatan dan arah. Tingkat hubungan biasanya diungkapkan dalam angka antara -1 dan +1, yang dinamakan koefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1 atau +1, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya.
Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel, dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel ke dua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1 maupun +1 prediksi kita dapat lebih baik.
Regresi Jamak
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria. Sedangkan apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor.
Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antar korelasinya yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
Rancangan Korelasi yang Digunakan untuk Membuat Kesimpulan Kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis jalur dan rancangan panel lintas akhir. Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Desain panel lintas akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.
Analisis Sistem
Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematika yang kompleks untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik, serta unsur dan aliran hubungan.[11]
Kesalahan dalam Penelitian Korelasional
·         Peneliti berasumsi bahwa korelasi merupakan bukti sebab akibat.
·         Peneliti bertumpu pada pendekatan sekali tembak.
·         Peneliti memilih statistik yang tidak tepat.


[1] https://bintangkecilungu.wordpress.com/2010/10/31/metode-penelitian-korelasional-2/
[2] http://ayo-nambah-ilmu.blogspot.co.id/2016/06/metode-penelitian-korelasional-tujuan.html
[3] https://amanahtp.wordpress.com/2011/11/24/penelitian-korelasional/
[4] https://pangeransastra.wordpress.com/2014/10/13/penelitian-deskriptif-kuantitatif-penelitian-korelasi-dan-penelitian-ekspos-fakto/
[5] http://andriew.blogspot.co.id/2015/05/penelitian-korelasional.html
[6] http://cahayacintablog.blogspot.co.id/2013/02/penelitian-korelasi.html
[7] http://yudi-wiratama.blogspot.co.id/2014/01/proses-dasar-penelitian-korelasional.html
[8] http://ayo-nambah-ilmu.blogspot.co.id/2016/06/metode-penelitian-korelasional-tujuan.html
[9] http://eka-merdekawati.blogspot.co.id/2011/11/metode-penelitian-korelasional.html
[10] http://jati-rinakriatmaja.blogspot.co.id/2013/02/contoh-penelitian-korelasional.html
[11] http://yudi-wiratama.blogspot.co.id/2014/01/rancangan-penelitian-korelasional.html