Wednesday, April 11, 2018

ANALISIS DATA KUALITATIF




Analisis adalah proses penyusunan/pengorganisasian data secara sistematis untuk disimpulkan agar dapat dipahami diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif karena dalam proses analisis tersebut data-data yang telah terkumpul dikembangkan menjadi pola hubungan tertentu sehingga menjadi sebuah hipotesis. Dengan demikian dapat diketahui bahwa fokus utama penelitian kualitatif adalah mencari hipotesis, sedangkan fokus dari penelitian kuantitatif adalah menguji hipotesis.
Perbedaan yang paling menonjol antara analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif terdapat pada waktu pelaksanaan analisis. Kalau analisis data pada penelitian kuantitatif dilakukan saat pengumpulan data sudah selesai, maka analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Ada dua model yang ditawarkan terkait metode analisis data kualitatif. Model yang pertama adalah model analisis data versi Miles and Huberman, sedangkan model yang kedua adalah analisis data versi Spradley.
1.      Analisis Data Model Miles and Huberman
Aktifitas analisis data menurut miles and huberman terbagi menjadi tiga tahap antara lain tahap reduksi data, tahap display data serta tahap verifikasi.
a.      Reduksi Data
Reduksi data berarti memilih data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan. Aktifitas reduksi data meliputi merangkum data, memilih data yang dianggap penting, kemudian menjadikan data tersebut sebagai fokus, setelah itu dicari tema dan polanya.
Tujuan dari reduksi data adalah agar peneliti mendapat gambaran yang lebih jelas terkait obyek yang diteliti dan memudahkan langkah pencarian data berikutnya. Reduksi data berfungsi membantu peneliti untuk menentukan fokus penelitan setelah mendapatkan gambaran jelas terkait situasi sosial dilapangan.
Reduksi data melibatkan proses berpikir sensitif sehingga diperlukan kecerdasan, keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Oleh karena itu, bagi peneliti pemula disarankan untuk berdiskusi dengan teman atau orang lain yang dianggap ahli ketika melakukan reduksi data. Dengan demikan wawasan peneliti akan berkembang serta data-data yang dihasilkan dari proses reduksi data memiliki nilai temuan yang berbobot.
b.      Display Data
Display data dalam penelitian kualitatif berfungsi memudahkan peneliti dalam memahami apa yang terjadi kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan dari pemahaman yang didapatkan tersebut.
Penyajian (display) data dilakukan dengan membuat bagan, uraian singkat, hubungan antar kategori, flowchart atau sejenisnya. Penyajian data dalam penelitian kualitatif biasanya berbentuk teks yang bersifat naratif.
c.       Verifikasi Data
Verifikasi/menyimpulkan data merupakan langkah ketiga dalam penelitan kualitatif, setelah proses penyajian data. Kesimpulan awal yang didapatkan masih bersifat sementara dan akan berubah, apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada aktifitas pengumpulan data selanjutnya. Kesimpulan yang didapatkan bisa dianggap kredibel apabila didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten.
2.      Analisis Data Model Spradley
Spradley membagi tahapan analisis data kualitataif menjadi beberapa langkah antara lain meliputi analisis domain nomain, analisis taksonomi, analisis komponensial, analisis tema budaya.
a.      Analisis Domain
Analisis domain adalah memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari situasi sosial yang diteliti. Peneliti dapat menemukan berbagai domain tertentu sebagai pijakan penelitian selanjutnya melalui pertanyaan umum maupun pertanyaan rinci.
Tujuan utama dari tahap analisis domain adalah memilih/menentukan domain yang akan dijadikan sebagai fokus penelitian. Pemilihan domain perlu dilakukan karena dalam sebuah situasi sosial bisa terdapat ratusan bahkan ribuan domain. Domain adalah kategori budaya yang terdiri atas tiga elemen yaitu cover term, included term dan semantic relationship. Cover term adalah nama suatu domain budaya, sedangkan included term adalah rincian dari cover term tersebut. Adapun semantic relationship adalah hubungan semantik antar kategori budaya. Langkah terpenting dalam analisis domain adalah mencari hubungan semantik sehingga menemukan berbagai domain budaya.
Menurut Spradley analisis hubungan semantik terdiri atas sembilan tipe. Tipe hubungan ini bersifat universal, sehingga dapat diterapkan dalam berbagai jenis situasi sosial. Sembilan tipe yang dimaksud oleh Spradley antara lain meliputi jenis, ruang, sebab-akibat, lokasi, rasional/alasan, fungsi, cara, urutan dan atribut.
Sugiono menyarankan agar menggunakan lembar kerja analisis domain dengan tujuan untuk memudahkan aktifitas analisis domain. Adapun contoh analisis domain adalah sebagai berikut.
No.
Rincian Domain
Hubungan semantik
Cover term/domain
1
Pendidikan
Jenis dari
Tugas perguruan tinggi
Penelitian
Pengabdian masyarakat
2
Ruang kantor
Ruang
Adalah jenis-jenis ruang yang terdapat pada institusi pendidikan teknik.
Ruang kelas
Ruang bengkel
Ruang Laboratorium
3
Mahasiswa mengeluh
Akibat dari
Kepemimpinan otoriter
Para dosen protes
Mahasiswa demonstrasi
4
Dosen memiliki sertifikat kompetensi
Alasan untuk
Universitas melaksanakan KBK
Alat-alat pembelajaran lengkap
Sistem evaluasi belajar diperbaiki
5
Di kelas
Lokasi
Belajar mahasiswa teknik

Di industri
Di laboratorium
Di bengkel
6
Mengikuti kursus
Cara
Meningkatkan prestasi/ skill


Belajar tekun
Rajin mengikuti perkuliahan
7
Komputer
Berfungsi untuk
mengerjakan tugas-tugas kuliah
Printer
Flash disk
8
Membayar SPP
Urutan dalam
Administrasi perkuliahan



Perwalian
Melaksanakan Kuliah
Ujian Akhir
9
Sarjana Pendidikan
Atribut/karakteristik
Lulusan perguruan tinggi jenjang strata 1
Sarjana Teknik
Sarjana Sosial
Sarjana Hukum

b.      Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi adalah penjabaran domain-domain yang dipilih menjadi lebih rinci sehingga dapat diketahui struktur internalnya. Berdasarkan deskripsi tersebut, analisis taksonomi bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang struktur internal dari domain-domain yang telah dipilih dan dijadikan fokus penelitian. domain yang terpilih dijadikan cover term oleh peneliti, kemudian diurai lebih rinci dan mendalam.
Data yang yang dianalisis dalam analisis taksonomi diperoleh melalui observasi terfokus, wawancara mendalam dan dokumentasi. Proses pengumpulan data berpijak pada domain yang telah dipilih dan dijadikan fokus penelitian. Tujuan dari proses pengumpulan data ini adalah memperoleh informasi yang mendalam terkait domain yang dipilih.
Hasil dari analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak, diagram garis dan simpul serta outline. Berikut ini adlah contoh penyajian analisis taksonomi dalam bentuk diagram kotak.
COVER TERM
A
B
C
D
1
2
3
1
2
3
4
a
b











c.       Analisis komponensial
Analisis komponensisal adalah proses mencari ciri atau karakteristik yang spesifik dari setiap struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Data yang akan dianalisis diperoleh melalui observasi dan wawancara terseleksi dengan pertanyaan yang bersifat mengontraskan.
Pada analisis komponensial, data yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah data yang memiliki persamaan rumpun. Data yang dicari haruslah menonjolkan ciri fisik masing-masing elemen untuk membedakan elemen yang satu dengan elemen yang lain. Agar lebih mudah dalam memahami cara kerja analisis ini, maka penulis akan memberi contoh berupa “analisis data kualitatif tentang jenjang pendidikan”. Analisis domain menghasilkan jenjang pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Kemudian yang dihasilkan tersebut dijabarkan misalnya jenjang pendidikan dasar dijabarkan meliputi SD/MI dan SMP/MTs, jenjang pendidikan menengah meliputi SMA/MA dan SMK/MAK, jenjang pendidikan tinggi meliputi Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, Universitas.
Pada analisis taksonomi, masing-masing jenis lembaga pendidikan (SD, SMP, SMA) dicari unsur yang spesifik sehingga menampakkan perbedaan antar lembaga pendidikan tersebut. Sebagai contoh misalnya kurikulum, tujuan pendidikan, usia peserta didik dan sarana prasana. Tentunya kurikulum SD dan SMA sangatlah berbeda, begitu juga fasilitas maupun tujuan yang terdapat pada masing-masing lembaga pendidikan tersebut.
d.      Analisis Tema Budaya.
Analisis tema budaya adalah upaya mencari benang merah yang mengintegrasikan lintas domain yang ada. Dengan ditemukannya benang merah antar domain, maka akan tersusun suatu konstruksi bangunan yang sebelumnya gelap/remang-remang menjadi terang dan jelas.

REFERENSI:
Emzir. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Monday, April 2, 2018

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013



Kurikulum secara etimologi berasal dari currere dengan arti meliputi berlari cepat, menuju dengan cepat, menjalani dan berusaha mencapai sesuatu.  Secara umum Kurikulum dimaknai sebagai seperangkat rencana dan aturan terkait isi dan bahan pembelajaran yang dijadikan pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Adapun Kurikulum 2013 adalah Kurikulum yang diberlakukan pada sistem pendidikan indonesia saat ini, menggantikan Kurikulum 2006/KTSP. Kurikulum ini berisi rancangan dan pengorganisasian materi pembelajaran beserta metodenya dengan basis pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik.
Tujuan utama dari Kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara terintegrasi. Fokus dari Kurikulum 2013 meliputi pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, memadukan pengetahuan, sikap dan ketrampilan sehingga dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.
Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik yang membedakan Kurikulum tersebut dengan Kurikulum sebelumnya. Adapun karakteristik yang dimaksud antara lain menggunakan pendekatan alamiah, dapat dijadikan landasan untuk mengembangkan kemampuan yang lain serta menjadikan beberapa bidang studi tertentu sebagai sarana untuk mengembangkan kompetensi dan ketrampilan siswa.

Implementasi Kurikulum 2013
Langkah-langkah implementasi kurikulum 2013 tidak jauh berbeda dengan tahap-tahap implementasi kurikulum pada umumnya. Pada dasarnya, implementasi kurikulum 2013 terbagi menjadi beberapa tahap yakni perencanaan pembelajaran, pengorganisasian materi pembelajaran, pemilihan pendekatan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta penetapan kriteria keberhasilan.
a.      Perancanaan Pembelajaran
Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran sekaligus pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut agar aktif dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai rencana yang telah diprogramkan. Guru dapat meranacang pembelajaran efektif dan bermakna dengan prosedur sebagai berikut.
1.      Pemanasan dan Apersepsi
Pemanasan dan apersepsi sangat penting dilakukan untuk menjajaki penegtahuan peserta didik. Pemanasan dan apersepsi dapat dilakukan dengan prosedur berikut.
a.       Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik.
b.      Peserta didik dimotivasi dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan mereka.
c.       Peserta didik digerakkan agar tertarik untuk mengetahui hal-hal baru.
2.      Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahapan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan ajar dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a.       Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar pada peserta didik.
b.      Kaitkan materi dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan kompetensi yang telah dimiliki peserta didik.
c.       Pilihlah metode yang tepat dan gunakan secara bervariasi untuk meningkatkan daya serap peserta didik terhadap materi pembelajaran dan kompetensi baru.
3.      Konsolidasi
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi dan karakter. Konsolidasi pembelajaran dapat dilakukan dengan prosedur berikut.
a.       Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi pembelajaran.
b.      Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses problem solving, terutama dalam masalah-masalah aktual.
c.       Letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi pembelajaran dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan di masyarakat.
d.      Pilihlah metode yang tepat agar materi pembelajaran dapat diolah dan diproses menjadi kompetensi dan karakter peserta didik.
4.      Pembentukan Sikap, Kompetensi dan Karakter
Pembentukan sikap, kompetensi dan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
a.       Dorong peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, kompetensi dan karakter yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangun sikap, kompetensi, dan karakter baru dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Gunakan metode yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap, kompetensi  dan karakter peserta didik secara nyata.
5.      Penilaian Formatif
Penilaian formatif perlu dilaksanakan sebagai evaluasi dan perbaikan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan prosedur penilaian formatif adalah sebagi berikut.
a)      Kembangankan teknik penilaian hasil pembelajaran peserta didik.
b)      Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam membentuk karakter dan kompetensi peserta didik.
c)      Pilihlah metode yang tepat sesuai dengan kompetensi yang dicapai.
Rencana pembelajaran tersebut dapat terlaksana secara optimal dengan catatan peserta didik harus dilibatkan secara aktif, karena mereka adalah pusat dari kegiatan pembelajaran yang berbasis pembentukan kompetensi dan karakter.
b.      Pengorganisasian Pembelajaran
Pengorganisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 meliputi lima aspek yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan lingkungan dan sumberdaya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan.
1.      Pelaksanaan Pembelajaran.
Pembelajaran berbasis kurikulum 2013 yang identik dengan pengembangan kompetensi dan karakter harus dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan karakter peserta didik, serta kompetensi pada umumnya.
Ada beberapa faktor yang hendaknya dijadikan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kurikulm 2013 yang dilakukan dengan pendekatan tematik integratif, beberapa hal yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
a)      Mengintegrasikan pembelajaran dengan kehidupan masyarakat di lingkungan sekitar sekolah.
b)      Mengidentifikasi kompetensi dan karakter sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi peserta didik.
c)      Mengembangkan indikator setiap kompetensi dan karakter agar relevan dengan perkembangan peserta didik.
d)     Menata struktur organisasi dan mekanisme kerja yang jelas serta menjalin kerja sama di antara para fasilitator dan tenaga kependidikan lain.
e)      Merekrut tenaga kependidikan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sesuai dengan tugas dan fungsinya.
f)       Melengkapi sarana dan prasarana belajar secara memadahi.
g)      Menilai program pembelajaran secara berkala dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dan ketercapaian kompetensi belajar.
2.      Pengadaan dan pembinaan tenaga ahli.
Proses implementasi kurikulum 2013 agar mencapai hasil yang maksimal maka perlu adanya pendampingan guru selaku pelaksana kurikulum di lapangan. Pendamping tersebut haruslah berasal dari tenaga ahli yang memiliki sikap, pribadi, kompetensi dan ketrampilan terkait praktik pembelajaran berbasis kurikulum 2013. Hal itu dilakukan dengan maksud agar setiap personil guru memiliki pemahaman dan kompetensi yang menunjang pelaksanaan pembelajaran tematik inegratif dengan tujuan mengembangkan potensi peserta didi secar optimal.
3.      Pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Para guru maupun fasilitator dituntut untuk mendayagunakan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial, serta menjalin kerja sama dengan unsur-unsur terkait yang dipandang dapat menunjang pengembangan mutu pembelajaran. Hal itu dilalukan guna menyukseskan implementasi kurikulum 2013.
4.      Pengembangan kebijakan sekolah.
Ada beberapa kebijakan sekolah yang relevan dalam membantu kelancaran pengembangan pembelajaran berbasis kurikulum 2013, yaitu:
a.       Memprogramkan perubahan kurikulum sebagai bagian itegral dari program sekolah secara keseluruhan.
b.      Menganggarkan biaya operasional pembelajaran sebagai bagian anggaran sekolah.
c.       Meningkatkan mutu dan kualitas guru serta fasilitator agar dapat bekerja secara profesional.
d.      Menyediakan sarana dan prasaranayang memadai untuk kepentingan belajar.
e.       Menjalin kerja sama yang baik secara resmi dengan unsur terkait guna meningkatkan mutu pembelajaran. Misalnya kerja sama dengan pesantren, perusahaan, atau tokoh masyarakat.
c.       Pemilihan Pendekatan
Pembelajaran dengan pendekatan andragogi sangat dianjurkan dalam implementasi kurikulum 2013, karena menempatkan peran peserta didik lebih dominan dalam pembelajaran. Beberapa prinsip pembelajaran dalam pendekatan andragogi layak diadobsi dalam pembelajaran berbasis pedagogi. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta didik berdasarkan atas kebutuhan dan minat peserta didik bukan berdasarkan kehendak guru dan fasilitator. Karena aktifitas pembelajaran didasarkan pada karakteristik, kebutuhan dan pengalaman peserta didik, maka penyelenggaraan proses pembelajaran harus berbasis aktif learning. Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran yang cocok digunakan alam rangka implementasi kurikulum 2013 yaitu contextual teaching and learning, role playing, participative teaching and learning, mastery learning, constructivism teaching and learning.
d.      Pelaksanaan Pembelajaran
Orientasi utama dalam kegiatan pembelajaran berbasis implementasi kurikulum 2013 adalah pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik. Oleh karena itu, kompetensi dasar, komptensi inti, materi pembelajaran, indikator keberhasilan belajar dan waktu pelaksanaan pembelajaran harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehingga peserta didik memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar secara optimal.
Kegiatan pembelajaran pada umumnya mencakup kegiatan awala, kegiatan inti dan kegiatan akhir,
1.      Kegiatan Awal
Langkah awal pembelajaran berbasis kurikulum 2013 meliputi pembinaan keakraban dan pre-test. Pembinaan keakraban bertujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dan murid sehingga tercipta iklim pembelajaran yang kondusif. Pembinaan keakraban biasanya dilakukan pada pertemuan pertama pada sesi perkenalan. Adapun langkah-langkah pembinaan keakraban adalah sebagai berikut.
a)      Guru memperkenalkan diri kepada murid dengan memberi salam, meneybut nama, alamat, pendidikan terakhir dan tugas pokoknya disekolah.
b)      Peserta didik masing-masing memperkenalkan diri dengan memberi salam, menyebut nama, alamat, pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dan alasan memilih sekolah ini.
Langkah berikutnya setalah pembinaan keakraban adalah memberi pre-test. Adapun fungsi dari pre-test adalah sebagai berikut.
a)      Menyiapkan peserta didik dalam proses belajar.
b)      Mengetahui perkembangan peserta didik terkait materi pembelajaran yang akan dipelajari.
c)      Mengetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta didik.
d)     Mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai.
Sebaiknya pre-test dilakukan secara tertulis agar peserta didik dapat mencurahkan gagasannya secara maksimal.
2.      Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran meliputi penyampaian informasi, membahas materi, melakukan tukar pengalaman dan pendapat terkait materi pelajaran, atau memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Dalam aktifitas pembelajaran, peserta didik dibantu oleh guruuntuk membentuk kompetens dan karakter.
Prosedur yang ditempuh dalam proses pembentukan karakter dan kompetensi pada peserta didik adalah sebagai berikut.
a)      Guru menjelaskan kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik dan cara individual.
b)      Guru menyampaikan materi pembelajaran secara logis dan sistematis. Pokok bahasan ditulis dengan jelas.
c)      Membagikan hand out atau fotokopi materi yang hendak dipelajari.
d)     Membagikan lembaran kegiatan kepada peserta didik. Lembaran kegiatan berisi tugas terkait materi yang disampaikan guru.
e)      Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembar kegiatan serta memberi arahan bila diperlukan.
f)       Setelah selesai, pekerjaan siswa kemudian ditukarkan dengan temannya, lalu guru menjelaskan jawaban yang benar.
g)      Kekeliruan dan kesalahan jawaban dapat diperbaiki oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
Keterlibatan peserta didik secara optimal diperlukan dalam proses pembentukan karakter dan kompetensi agar hasil yang dicapai dapat maksimal.
3.      Kegiatan Akhir
Pada umumnya, pelaksanaan pembelajaran di akhiri dengan pemberian post-test. Post-test memiliki banyak manfaat antara lain:
a)      Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik individu maupun kelompok.
b)      Mengetahui kompetensi-kompetensi dan tujuan pembelajaran yang telah dicapai peserta didik serta mengetahui kompetensi-kompetensi dan tujuan pembelajaran yang belum dikuasai peserta didik.
c)      Mengetahui siapa saja diantar para peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remidial, pengayaan, serta mengetahui tingkat kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
d)     Sebagai acuan untuk perbaikan materi dan proses pembelajaran, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
e.       Penetapan Kriteria Keberhasilan
Keberhasilan proses pembelajaran dalam mebentuk komptensi dan karakter peserta didik dapat dilihat dalam jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang dengan kriteria sebagai berikut.
1)      Kriteria jangka pendek
a)      Sekurang-kurangnya 75% materi dan prinsip-prinsip pembelajaran dapat dipahami dan diterapkan oleh peserta didik dan guru di kelas.
b)      Sekurang-kurangnya 75% peserta didik merasa mendapat kemudahan, kesenangan dan motivasi belajar yang tinggi.
c)      Para peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.
d)     Materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan peserta didik memandang materi tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupannya kelak.
e)      Pembelajaran yang dikembangkan dapat menumbuhkan minat bagi peserta didik untuk belajar lebih lanjut.
2)      Kriteria jangka menengah
a)      Adanya feedback bagi guru terkait pembelajaran yang telah terlaksana bersama peserta didik.
b)      Peserta didik menjadi kreatif dan mampu menghadapi berbagai masalah yang dihadapinya.
c)      Peserta didik tidak memberikan pengaruh negatif terhadap masyarakat atau lingkungannya dengan cara apapun.
3)      Kriteria jangka panjang
a)      Adanya peningkatan mutu pendidikan yang dicapai oleh pihak sekolah.
b)      Adanya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan serta penggunaan sumber-sumber pendidikan.
c)      Adanya peningkatan partisipasi masyarakat sekitar sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
d)     Adanya peningkatan tanggung jawab kepala sekolah terhadap pemerintah.
e)      Adanya kompetisi yang sehat antar sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
f)       Tumbuhnya kemandirian dan berkurangnya ketergantungan dikalangan warga sekolah.
g)      Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif.
h)      Terciptanya iklim sekolah yang nyaman, aman dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara menyenangkan.
i)        Adanya evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
Demikianlah sedikit uraian tentang implementasi kurikulum 2013. Semoga bisa memberi sedikit pencerahan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kurikulum 2013 di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. 2017. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.