Monday, March 26, 2018

TEKNIK SAMPLING





Penelitian pada dasarnya merupakan aktifitas menggali informasi atau mengumpulkan data untuk tujuan dan kepentingan tertentu. Tahap awal dalam penelitian adalah memilih atau menetapkan populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang ditentukan oleh peneliti dengan pertimbangan berdasarkan kualitas dan karakteristik tertentu guna dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya terdiri atas sejumlah manusia saja tetapi meliputi obyek atau benda alam lainnya. Populasi tidak terbatas pada jumlah benda saja melainkan juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang melekat pada subyek/obyek.
Populasi yang dipilih dalam suatu penelitian terkadang memiliki wilayah yang luas dan memiliki jumlah anggota atau unsur yang banyak dan beragam. Populasi tersebut bagi peneliti tentunya sangat sulit dipelajari secara keseluruhan mengingat keterbatasan tenaga, waktu dan dana yang dimiliki peneliti. Hal itu menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk mengambil sampel yang bersifat representatif (mewakili) dari keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampel sangat bergantung pada karakteristik suatu populasi. Populasi pada umumnya terbagi menjadi dua jenis yakni populasi homogen dan heterogen. Teknik sampling yang digunakan pada populasi homogen tentu berbeda dengan teknik sampling yang diterapkan pada populasi heterogen.
“Menurut Endang Mulyatiningsih setiap penelitian membutuhkan teknik sampling yang tepat sesuai dengan populasi sasaran yang diteliti”[1]
Metode sampling yang diterapkan pada populasi yang sifatnya homogen biasanya lebih sederhana dibanding metode sampling yang diterapkan pada populasi yang memiliki karakteristik heterogen. Pemilihan metode sampling yang hendak digunakan harus tepat, karena bila metode samplingnya salah maka data yang didaptakan juga salah dan kesimpulan yang ditarik otomatis akan meleset. Oleh karena itu teknik sampling memiliki kedudukan yang sangat penting dalam aktifitas penelitian.
Menginat betapa pentingnya mempelajari teknik sampling maka penulis disini bermaksud mengupas tuntas tentang teknik sampling dengan bahasa yang mudah dipahami pembaca.
Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Sampel yang diambil harus bersifat representatif agar data yang didapat mampu memberi gambaran populasi secara menyeluruh.
Menurut Sugiyono “Bila sampel yang digunakan tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekor gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampil yang dipilih tidak representatif, maka ibarat tiga orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.” [2]
Adapun teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel.[3] Teknik sampling sangat berguna sebagai metode untuk menentukan sampling yang akan dipakai. Penggunaan teknik ini hanya berlaku untuk untuk populasi yang besar saja, sedangkan untuk populasi yang kecil tidak perlu menggunakan teknik sampling karena bisa dijangkau secara menyeluruh. Secara garis besar teknik sampling dibagi menjadi dua jenis, yaitu probability sampling dan non probability sampling.
Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik mengambil sampel dengan memberikan peluang yang sama bagi unsur populasi. Teknik ini meliputi simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, cluster sampling.[4]
Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel secara sederhana. Dikatakan sederhana karena dalam pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan stratifikasi dalam populasi tersebut. Teknik ini hanya cocok untuk populasi yang berifat homogen.[5]
Proportionate stratified random sampling adalah metode pengambilan sampel secara acak berdasarkan strata. Teknik ini digunakan pada populasi yang bersifat heterogen dan berstrata secara proporsional. Sebelum pengambilan sampel, anggota populasi harus dikelompokkan berdasarkan strata. Jumlah sampel dan metode pengambilan sampel ditentukan setelah pengelompokan tersebut.[6]
Disproportionate stratified random sampling adalah teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sempel bila populasi berstrata tapi kurang proposional.[7] Berdasarkan teknik ini, sampel pada masing-masing strata diambil dalam jumlah yang sama tanpa memperhatikan jumlah populasinya.
Cluster sampling (Area Sampling) adalah teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Teknik ini biasanya dipilih ketika keseluruhan daftar populasi tidak tersedia atau tidak mungkin mengumpulkan daftar populasi yang akan diteliti. Pada umumnya, subpopulasi sudah tersedia, hanya saja tidak ada daftar lengkap anggotanya yang akan diteliti. Subpopulasi tersebut merupakan klaster.[8]
Penggunaan metode ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah menetapkan lokasi yang dijadikan sebagai sampel. Tahap kedua menentukan orang-orang yang berada di wilayah tersebut untuk dijadikan sampel.
Non Probability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.[9] Teknik ini meliputi sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Contoh Sampling Sistematis, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua semua anggota populasi itu diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.[10]
Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, sebuah penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pemenuhan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menhubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.[11]
Aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.[12]
Purposive adalah teknik mengambil sampel secara sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu.[13] Sebagai contoh misalnya melakukan penelitian tentang kualitas makanan maka sampel sumbernya haruslah ahli makanan.
Jenuh adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila  jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah  lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.[14]
Snowball adalah metode untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus.[15] Sampel yang diambil mula-mula jumlah kecil kemudian berkembang menjadi besar. Metode ini cocok digunakan untuk melacak provokator kerusuhan.
Demikianlah sekilah uaraian tentang teknik sampling semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan menambah wawasan dalam mempelajari metode penelitian terutama bagi mahasiswa sarjana tingkat akhir guna mempersiapkan skripsi.


[1] Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, (Bandung, Alfabeta :2013), hlm: 11
[2] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, R&D, (Bandung, Alfabeta : 2013), hlm :118
[3] http://statistikaikip.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-teknik-samplingpengambilan.html
[4] http://zesy-rahantoknam.blogspot.co.id/2010/01/probability-sampling-dan-non.html
[5] https://www.statistikian.com/2018/02/pengertian-simple-random-sampling.html
[6] http://www.portal-statistik.com/2014/02/sampel-acak-berstrata-atau-stratified.html
[7] https://temankuyangsempurna.wordpress.com/tag/disproportionate-stratified-random-sampling/
[8] http://sosiologis.com/teknik-sampling
[9] https://sugithewae.wordpress.com/2012/12/08/teknik-sampling/
[10] http://gerrytri.blogspot.co.id/2013/06/teknik-pengambilan-sampel-dalam.html
[11] https://charlessigaulian.blogspot.co.id/2013/12/populasi-sampel-dan-sampling.html?showComment=1522035908571#c4786424766415162521
[12] https://www.statistikian.com/2017/06/teknik-sampling-dalam-penelitian.html
[13] http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-teknik-purposive-sampling-menurut-para-ahli/
[14] https://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-sampling.html
[15] https://noniaryanti.wordpress.com/2016/05/17/snowball-sampling/
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

silahkan berkomentar asal sopan