Penelitian pada dasarnya merupakan aktifitas menggali informasi atau
mengumpulkan data untuk tujuan dan kepentingan tertentu. Tahap awal dalam
penelitian adalah memilih atau menetapkan populasi yang akan diteliti. Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang ditentukan oleh
peneliti dengan pertimbangan berdasarkan kualitas dan karakteristik tertentu guna
dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya terdiri atas sejumlah manusia
saja tetapi meliputi obyek atau benda alam lainnya. Populasi tidak terbatas
pada jumlah benda saja melainkan juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
melekat pada subyek/obyek.
Populasi yang dipilih dalam suatu penelitian terkadang memiliki wilayah
yang luas dan memiliki jumlah anggota atau unsur yang banyak dan beragam. Populasi
tersebut bagi peneliti tentunya sangat sulit dipelajari secara keseluruhan
mengingat keterbatasan tenaga, waktu dan dana yang dimiliki peneliti. Hal itu
menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk mengambil sampel yang bersifat
representatif (mewakili) dari keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampel
sangat bergantung pada karakteristik suatu populasi. Populasi pada umumnya
terbagi menjadi dua jenis yakni populasi homogen dan heterogen. Teknik sampling
yang digunakan pada populasi homogen tentu berbeda dengan teknik sampling yang
diterapkan pada populasi heterogen.
“Menurut Endang Mulyatiningsih setiap penelitian membutuhkan teknik
sampling yang tepat sesuai dengan populasi sasaran yang diteliti”[1]
Metode sampling yang diterapkan pada populasi yang sifatnya homogen
biasanya lebih sederhana dibanding metode sampling yang diterapkan pada
populasi yang memiliki karakteristik heterogen. Pemilihan metode sampling yang
hendak digunakan harus tepat, karena bila metode samplingnya salah maka data
yang didaptakan juga salah dan kesimpulan yang ditarik otomatis akan meleset. Oleh
karena itu teknik sampling memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
aktifitas penelitian.
Menginat betapa pentingnya mempelajari teknik sampling maka penulis disini
bermaksud mengupas tuntas tentang teknik sampling dengan bahasa yang mudah
dipahami pembaca.
Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu
populasi. Sampel yang diambil harus bersifat representatif agar data yang
didapat mampu memberi gambaran populasi secara menyeluruh.
Menurut Sugiyono “Bila sampel yang digunakan tidak
representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik gajah.
Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti
kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti
tembok besar. Satu orang lagi memegang ekor gajah, maka ia menyimpulkan gajah
itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampil yang dipilih tidak representatif,
maka ibarat tiga orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.” [2]
Adapun teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel.[3] Teknik
sampling sangat berguna sebagai metode untuk menentukan sampling yang akan
dipakai. Penggunaan teknik ini hanya berlaku untuk untuk populasi yang besar
saja, sedangkan untuk populasi yang kecil tidak perlu menggunakan teknik
sampling karena bisa dijangkau secara menyeluruh. Secara garis besar teknik
sampling dibagi menjadi dua jenis, yaitu probability sampling dan non
probability sampling.
Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik mengambil sampel dengan memberikan
peluang yang sama bagi unsur populasi. Teknik ini meliputi simple random
sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified
random sampling, cluster sampling.[4]
Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel secara sederhana.
Dikatakan sederhana karena dalam pengambilan sampel anggota populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan stratifikasi dalam populasi tersebut. Teknik ini
hanya cocok untuk populasi yang berifat homogen.[5]
Proportionate stratified random sampling adalah metode pengambilan sampel secara
acak berdasarkan strata. Teknik ini digunakan pada populasi yang bersifat
heterogen dan berstrata secara proporsional. Sebelum pengambilan sampel,
anggota populasi harus dikelompokkan berdasarkan strata. Jumlah sampel dan
metode pengambilan sampel ditentukan setelah pengelompokan tersebut.[6]
Disproportionate stratified random sampling adalah teknik yang digunakan untuk
menentukan jumlah sempel bila populasi berstrata tapi kurang proposional.[7] Berdasarkan
teknik ini, sampel pada masing-masing strata diambil dalam jumlah yang sama
tanpa memperhatikan jumlah populasinya.
Cluster sampling (Area Sampling) adalah teknik sampling daerah
digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas. Teknik ini biasanya dipilih ketika keseluruhan daftar
populasi tidak tersedia atau tidak mungkin mengumpulkan daftar populasi yang
akan diteliti. Pada umumnya, subpopulasi sudah tersedia, hanya saja tidak ada
daftar lengkap anggotanya yang akan diteliti. Subpopulasi tersebut merupakan
klaster.[8]
Penggunaan metode ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah
menetapkan lokasi yang dijadikan sebagai sampel. Tahap kedua menentukan
orang-orang yang berada di wilayah tersebut untuk dijadikan sampel.
Non Probability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.[9]
Teknik ini meliputi sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh,
snowball.
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Contoh Sampling
Sistematis, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua semua
anggota populasi itu diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari
bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang
diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai
100.[10]
Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, sebuah
penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam
urusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang.
Kalau pemenuhan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian
dipandang belum selesai.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang
pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menhubungi 100 orang
anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota
sampel.[11]
Aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai
sumber data.[12]
Purposive adalah teknik mengambil sampel secara sengaja
berdasarkan pertimbangan tertentu.[13] Sebagai
contoh misalnya melakukan penelitian tentang kualitas makanan maka sampel
sumbernya haruslah ahli makanan.
Jenuh adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan semua anggota populasi sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.[14]
Snowball adalah metode untuk mengidentifikasi, memilih dan
mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus.[15] Sampel
yang diambil mula-mula jumlah kecil kemudian berkembang menjadi besar. Metode
ini cocok digunakan untuk melacak provokator kerusuhan.
Demikianlah sekilah uaraian tentang teknik sampling semoga bermanfaat bagi
para pembaca sekalian dan menambah wawasan dalam mempelajari metode penelitian
terutama bagi mahasiswa sarjana tingkat akhir guna mempersiapkan skripsi.
[1]
Endang Mulyatiningsih, Metode
Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, (Bandung, Alfabeta :2013), hlm: 11
[2]
Sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, R&D, (Bandung, Alfabeta :
2013), hlm :118
[3]
http://statistikaikip.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-teknik-samplingpengambilan.html
[4]
http://zesy-rahantoknam.blogspot.co.id/2010/01/probability-sampling-dan-non.html
[5]
https://www.statistikian.com/2018/02/pengertian-simple-random-sampling.html
[6]
http://www.portal-statistik.com/2014/02/sampel-acak-berstrata-atau-stratified.html
[7]
https://temankuyangsempurna.wordpress.com/tag/disproportionate-stratified-random-sampling/
[8]
http://sosiologis.com/teknik-sampling
[9] https://sugithewae.wordpress.com/2012/12/08/teknik-sampling/
[10] http://gerrytri.blogspot.co.id/2013/06/teknik-pengambilan-sampel-dalam.html
[11] https://charlessigaulian.blogspot.co.id/2013/12/populasi-sampel-dan-sampling.html?showComment=1522035908571#c4786424766415162521
[12] https://www.statistikian.com/2017/06/teknik-sampling-dalam-penelitian.html
[13] http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-teknik-purposive-sampling-menurut-para-ahli/
[14] https://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-sampling.html
[15] https://noniaryanti.wordpress.com/2016/05/17/snowball-sampling/