Monday, December 3, 2018

AKSIOLOGI: ETIKA DAN ESTETIKA.



A.    Pendahuluan
Manusia dalam hidupnya memiliki beragam kebutuhan dan keinginan. Manusia bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan dengan ilmu, tanpa ilmu manusia akan kesulitan dalam mendapatkan apa yang dibutuhkan. Dengan demikian keberadaan ilmu dalam kehidupan manusia memiliki peran yang sangat penting.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya sangat membantu manusia baik untuk memenuhi kebutuhannya maupun memajukan peradabannya. Hal itu membuktikan bahwa keberadaan ilmu sangat dibutuhkan untuk kesejahteraan umat manusia. Walaupun demikian, keberadaan ilmu pengetahuan tak selamanya menguntungkan manusia. Tragedi bom atom yang menghancurkan kota hiroshima dan nagasaki merupakan wujud dari efek negatif perkembangan ilmu pengetahuan dalam sejarah peradaban manusia. Kenyataan tersebut merupakan bukti bahwa perkembangan ilmu pengetahuan bisa merugikan manusia.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya bersifat netral seperti halnya pisau. Pisau kalau digunakan untuk memotong sayuran maka pisau tersebut mendatangkan manfaat bagi manusia, tapi kalau digunakan untuk merampok atau menjambret maka akan merugikan manusia.
Kecenderungan positif maupun negatif dari ilmu penngetahuan sangat bergantung pada penggunanya, karena pada dasarnya ilmu pengetahuan hanyalah alat. Oleh karena itu keberadaan nilai sebagai alat kontrol perilaku sangatlah dibutuhkan agar penggunaan ilmu pengetahuan sesuai dengan tujuan sebenarnya yaitu mensejahterakan manusia.
Salah satu cabang filsafat yang mengkaji tentang nilai terutama terkait manfaat ilmu pengetahuan bagi manusia disebut aksiologi. Tujuan penulisan artikel ini adalah menjelaskan definisi aksiologi, ruang lingkupnya serta kegunaanya.

B.     Pembahasan.
Pengertian Aksiologi.
Aksiologi secara bahasa berarti teori tentang nilai. Istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata, yakni axios dan logos. Axios berati nilai, sedangkan logos berarti teori. Oleh karena itu aksilogi didefinisikan sebagai teori tentang nilai.[1] Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.[2]
Menurut Jujun S Suriasumantri, aksiologi adalah teori nilai berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.[3]
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik simpulan bahwa aksiologi adalah ilmu yang menyelidiki penggunaan dan kegunaan dari suatu ilmu pengetahuan berdasarkan standar nilai.
Ruang Lingkup Aksiologi
Menurut informasi dari wikipedia, ruang lingkup aksiologi meliputi kaitan antara cara penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral, penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral, kaitan metode ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan professional.[4] Obyek forma dalam studi aksiologi ada dua, yaitu etika dan estetika.[5]
1.      Etika
Etika merupakan salah satu cabang ilmu fisafat yang membahas moralitas nilai baik dan buruk, etika bisa di definisikan sebagai nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan manusia atau masyarakat yang mengatur tingkah lakunya. Etika berasal dari dua kata ethos yang berarti sifat, watak, kebiasaan, ethikos berarti susila, keadaban atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Dalam istilah lain dinamakan moral yang berasal dari bahasa latin mores, jamak dari mos yang berarti adat, kebiasaan. Dalam bahasa arab disebut akhlaq yang berarti budi pekerti dan dalam bahasa Indonesia dinamakan tata susila.[6]
Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti, pertama, etika merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan. Kedua, merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia lain.[7]
Etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam kondisi normatif, yaitu kondisi yang melibatkan norma-norma. Dengan kata lain objek forma etika adalah norma-norma kesusilaan manusia.[8] Adapun objek materi dari etika adalah tingkah  laku  atau  perbuatan  manusia.[9] Didalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan. Maksudnya adalah tingkah laku yang penuh dengan tanggung jawab, baik tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap Tuhan sebagai sang pencipta.[10]
Etika memainkan peranan penting mengenai apa yang seharusnya atau terkait dengan apa yang baik dan tidak baik serta apa yang salah dan apa yang benar. Sehingga etika menjadi acuan atau panduan bagi ilmu pengetahuan dalam realisasi pengembangannya.[11]
Etika memang tidak dalam kawasan ilmu pengetahuan yang bersifat otonom, tetapi tidak dapat disangkal peranannya dalam perbincangan ilmu pengetahuan. Tanggung jawab etika, merupakan hal yang menyangkut kegiatan maupun penggunaan ilmu pengetahuan. Dalam kaitan hal ini terjadi keharusan itu memperhatikan kodrat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggung jawab pada kepentingan umum serta kepentingan generasi mendatang. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah untuk mengembangkan eksistensi manusia bukan menghancurkan eksistensi manusia.[12]
Seorang ilmuwan selaku pengguna dan pengembang ilmu harus memiliki landasan moral yang kuat. Tanpa landasan moral, maka keberadaan seorang ilmuan akan menjadi momok yang menakutkan. Etika keilmuan merupakan etika normatif yang merumuskan prinsip-prinsip etis. Prinsip-prinsip tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Tujuan dari etika keilmuan adalah membimbing seorang ilmuan untuk menerapkan prinsip-prinsip moral agar perilaku keilmuannya senatiasa condong pada kebaikan.[13]
2.      Estetika.
Secara etimologi, estetika diambil dari bahasa Yunani, aisthetike yang berarti segala sesuatu yang dapat dicerna oleh indra. Estetika membahas refleksi kritis yang dirasakan oleh indera dan memberi penilaian terhadap sesuatu, indah atau tidak indah, beauty or ugly. Estetika disebut juga dengan istilah filsafat keindahan. Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai kepribadian.[14]
Estetika didefinisikan sebagai studi tentang nilai-nilai yang dihasilkan dari emosi-sensorik yang kadang dinamakan nilai sentimentalitas atau cita rasa atau selera. Secara luasnya, estetika didefinisikan sebagai refleksi kritis tentang seni, budaya, dan alam. Estetika dikaitkan dengan aksiologi sebagai cabang filsafat dan juga diasosiasikan dengan filsafat seni.[15]
Nilai estetika yang melekat di dalam proses penyebaran ilmu yaitu tentang bagaimana proses penyampaian ilmu yang menjunjung tinggi nilai-nilai keindahan baik dari segi pemilihan bahasa, tutur kata penyampaian, kemasan ilmu, serta kebermanfaatannya di dalam masyarakat. Suatu ilmu harus dapat disampaikan dengan cara-cara yang bersahabat dan damai serta memberikan manfaat yang dapat menambah keindahan, kebahagiaan, dan keharmonisan di dalam kehidupan manusia.[16]
Penilaian Subjektif dan Objektif.
Sebagaimana dijelaskan di atas, aksiologi merupakan teori tentang nilai. Penilaian pada dasarnya memiliki dua karakteristik, yaitu objektif dan subjektif. Dalam kamus besar bahasa indonesia objektif berarti mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Sedangkan subjektif berarti mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya.[17]
Suatu penilaian dikatakan subjektif apabila sangat berperan dalam segala hal, kesadaran manusia menjadi tolok ukur segalanya atau validitas, makna dan eksistensi objek yang dinilai bergantung pada reaksi subjek yang menilai tanpa mempertimbangkan apakah yang dnilai bersifat psikis atau fisis.[18] Begitupun dengan penilaian objektif, apabila suatu penilaian hanya didasarkan pada keadaan objek yang dinilai tanpa melibatkan perasaan, selera atau kesadaran dari subjek yang menilai maka penilaian tersebut adalah penilaian objektif.[19]

C.    SIMPULAN
Aksiologi adalah ilmu yang menyelidiki penggunaan dan kegunaan dari suatu ilmu pengetahuan berdasarkan standar nilai.
Ruang lingkup aksiologi meliputi kaitan antara cara penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral, penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral, kaitan metode ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan professional.
Obyek forma dalam studi aksiologi ada dua, yaitu etika dan estetika. Etika merupakan salah satu cabang ilmu fisafat yang membahas moralitas nilai baik dan buruk, etika bisa di definisikan sebagai nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan manusia atau masyarakat yang mengatur tingkah lakunya. Estetika membahas refleksi kritis yang dirasakan oleh indera dan memberi penilaian terhadap sesuatu, indah atau tidak indah, beauty or ugly. Estetika disebut juga dengan istilah filsafat keindahan.
Objektivitas dan subjektivitas dalam penilaian sangat bergantung pada subjek yang menilai.



[1] https://pakarkomunikasi.com/ontologi-epistemologi-dan-aksiologi
[2] https://hidayatullahahmad.wordpress.com/2013/03/17/makalah-filsafat-ilmu-aksiologi/
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Aksiologi
[4] Ibid.
[5] http://historia-rockgill.blogspot.com/2011/12/definisi-aksiologiontologi-dan.html
[6] https://dedikayunk.wordpress.com/2014/11/19/pengertian-aksiologi-dan-aspek-aspek-serta-isu-aksiologi/
[7] http://putricahyaniagustine.blogspot.com/2014/11/makalah-aksiologi-filsafat-ilmu.html
[8] http://irmairmaagro01.blogspot.com/2014/05/makalah-pengelolaan-air-pada-berbagai.html
[9] https://www.researchgate.net/publication/326653111_Aksiologi_Antara_Etika_Moral_dan_Estetika
[10] https://ganjureducation.wordpress.com/2010/12/28/aksiologi-ilmu-pengetahuan/
[11] http://aepcitystudio.blogspot.com/2014/09/hubungan-etika-dan-ilmu-pengetahuan.html
[12] Ibid.
[13] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu Edisi Revisi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 170
[14] https://www.academia.edu/5571813/MAKALAH_AKSIOLOGI_FILSAFAT_ISLAM?auto=download
[15] https://dedikayunk.wordpress.com/2014/11/19/pengertian-aksiologi-dan-aspek-aspek-serta-isu-aksiologi/
[16] https://rimatrian.blogspot.com/2016/11/pentingnya-etika-dan-estetika-dalam.html
[17] https://kbbi.web.id
[18] Risieri Frondiz, What Is Value, alih bahasa: Cuk Ananta Wijaya,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001) hlm : 20.
[19] Irmayanti M Budiyanto, Filsafat dan Metodologi Ilmu Pengetahuan; Refleksi Kritis atas Kerja Ilmiah, (Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2001), hlm : 73.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

silahkan berkomentar asal sopan