Setiap manusia yang hidup di dunia pastilah
memiliki tujuan. Adapun tujuan hidup utama bagi manusia adalah selamat, baik di
dunia maupun di akhirat. Untuk mencapai keselamatan tersebut maka dibutuhkan suatu
pedoman hidup sebagai petunjuk bagi manusia agar dapat menjalani kehidupannya
dengan benar dan bermakna. Adapun pedoman hidup yang berasal dari Allah disebut
agama, sedangkan pedoman hidup yang dirumuskan berdasarkan kesepakatan manusia
disebut sebagai undang-undang.
Agama dalam bahasa Arab disebut dengan Istilah
Ad-Din. Secara bahasa Ad-Din berarti agama, jalan hidup, peraturan atau
undang-undang.[1]
Agama memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa
agama maka manusia tidak mengerti tujuan hidupnya dan cara hidup yang benar.
Manusia menjadi makhluk yang beradab karena adanya agama, sebaliknya bila
manusia tidak mengenal agama maka hidupnya menjadi biadab bahkan seperti
binatang. Manusia yang tidak mengenal agama maka tidak kenal dengan Allah,
sehingga hidupnya tidak terkontrol. Manusia yang tidak kenal Allah maka selama
hidupnya ia dikendalikan hawa nafsu dan sangat berpotensi berbuat kerusakan
dibumi.
Manusia bisa mengenal Allah dan beribadah
kepada Allah dengan benar adalah karena keberadaan agama. Oleh karena itu manusia
wajib beragama serta mengamalkan agamanya secara menyeluruh agar terhindar dari
perbuatan yang merusak serta mencelakakan. Selain itu, manusia harus memilih
agama yang benar dan memastikan bahwa agamanya benar-benar berasal dari Allah,
bukan buatan manusia.
Islam adalah agama yang benar-benar berasal
dari Allah. Satu-satunya agama yang diterima di sisi Allah adalah Islam. Seluruh
nabi dan rasul Allah agamanya adalah Islam, mulai dari nabi Adam AS hingga nabi
Muhammad SAW. Setiap muslim wajib mengenal dan mempelajari Islam dengan
sungguh-sungguh sehingga dapat mengamalkan ajaran Islam dengan benar dan
menyeluruh. Dengan mengenal Islam maka seorang muslim bisa tahu mana perbuatan
yang baik dan buruk, benar dan salah menurut ajaran Islam.
Berdasarkan latar belakang masalah yang
diuraikan di atas, maka tujuan penulisan artikel ini antara lain mengkaji
hakikat dinul Islam, ajaran pokok dinul Islam, kesempurnaan Islam serta manfaat
dinul Islam bagi manusia.
Hakikat Dinul Islam
Seorang muslim wajib mempelajari Islam sebagai
agamanya secara mendalam agar mendapatkan pemahaman terkait agama Islam secara
menyeluruh. Seorang muslim yang memiliki pengetahuan agama Islam secara
menyeluruh, maka akan memiliki keyakinan akan kebenaran ajaran Islam yang
kokoh. Keyakinan yang kokoh tersebut akan menumbuhkan tekad yang kuat untuk mengamalkan
agama Islam.
1.
Pengertian Dinul Islam
Istilah Dinul Islam berasal dari dua
kata yaitu Ad-Din dan Al-Islam. Secara umum padanan kata Ad-Din dalam bahasa Indonesia ialah agama. Dan
jika mendefinisikannya kata itu kita pahami sebagai agama yang mengatur
hubungan antara seorang hamba dengan Penciptanya.[2] Sedangkan
secara istilah berarti
sesuatu yang dijadikan jalan oleh manusia dan diikuti (ditaati) baik berupa
keyakinan, aturan, ibadah, maupun yang semacamnya, benar maupun salah.[3] Sedangkan Al-Islam secara bahasa bermakna berserah diri, pasrah, tunduk,
dan merendah. Kata
Islam sendiri berasal dari kata As-Salam yang berarti damai. Adapun secara istilah,
Al-Islam artinya berserah, patuh kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan
mentauhidkan-Nya, tunduk dengan menaati-Nya, serta berlepas diri dari perbuatan
syirik dan dari para pelakunya.[4]
Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa secara
bahasa, Dinul Islam bermakna agama yang mengajarkan kepada pemeuluknya untuk
patuh dan berserah diri pada Allah. Adapun pengertian Dinul Islam secara istilah
ialah agama yang diturunkan dari Allah kepada Nabi Muhammmad saw untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia.[5]
2.
Karakteristik Dinul Islam
Islam adalah agama fitrah, agama kedamaian dan ketentraman. Manusia tidak
akan menemukan ketenangan dan tidak akan mendapatkan kebahagiaan kecuali dengan
berpegang teguh kepada Islam dan menerapkannya di dalam berbagai aspek
kehidupan.
Hal yang meyakinkan keagungan Dinul Islam adalah
karakteristik (ciri-ciri khas) yang dimilikinya yang tidak ada pada isme-isme
dan agama-agama yang lain. Di antara karakteristik yang mengokohkan kelebihan
Islam dan kebutuhan manusia kepadanya adalah sebagai berikut:
a.
Bahwa syari’at Islam merupakan syari’at yang paling
bijak dalam mengatur semua bangsa-bangsa, paling tepat dalam memberikan solusi
di saat kaburnya berbagai kemaslahatan atau disaat terjadi pertikaian dalam
hak-hak manusia.
b.
Di dalam Islam terdapat penyelesaian bagi segala
problematika, karena syari’at dan dasar-dasar ajarannya mencakup segala hukum
bagi segala peristiwa yang tak terbatas.
c.
Islam adalah agama yang fleksibel (dapat
diterapkan) untuk segala waktu dan tempat, umat dan situasi. Bahkan dunia tidak
menjadi baik dengan agama selain Islam. Oleh karenanya, semakin modernnya zaman
dan semakin majunya bangsa selalu muncul bukti baru yang menunjukkan pada
keabsahan Islam dan ketinggian nilainya.[6]
d.
Islam mengajarkan kita untuk berlaku seimbang, termasuk
dalam menyikapi kehidupan dunia dan akhirat.
e.
Islam berasal dari Allah, aturan Islam adalah
menurut konsep dari Allah, dan semuanya akan dikembalikan kepada Allah.[7]
f.
Agama Islam berlaku untuk seluruh umat manusia
sampai akhir zaman (al-'umum).
g.
Agama Islam
mengandung ajaran-ajaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
h.
Agama Islam adalah agama Allah (dinullah), yakni
seluruh ajarannya bersumber dari Allah
SWT baik melalui wahyu langsung
(Al-Qur'an) maupun tidak langsung (Hadits Nabi).[8]
Dengan karakteristik yang telah dijelaskan, pantas
jika Islam disebut sebagai agama yang sempurna. Kesempurnaan Islam tidaklah
dapat ditandingi oleh agama manapun yang pernah ada di dunia.
Ajaran Pokok Dinul Islam
Ajaran Islam adalah ajaran yang paling sempurna, karena memang semuanya ada
dalam Islam, mulai dari urusan buang air besar sampai urusan negara, Islam
telah memberikan petunjuk di dalamnya. Salman Al-Farisi berkata,“Telah berkata
kepada kami orang-orang musyrikin, ‘Sesungguhnya Nabi kamu telah mengajarkan
kepada kamu segala sesuatu sampai buang air besar!’ Jawab Salman, ‘benar!”
(Hadits Shohih riwayat Muslim). Semua ini menunjukkan sempurnanya agama Islam
dan luasnya petunjuk yang tercakup di dalamnya, yang tidaklah seseorang itu
butuh kepada petunjuk selainnya, baik itu teori demokrasi, filsafat atau
lainnya; ataupun ucapan Plato, Aristoteles atau siapa pun juga.[9]
Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, pada dasarnya pokok ajarannya
hanyalah kembali pada tiga hal yaitu Aqidah, Ibadah dan Akhlak. Inilah inti
ajaran para Nabi dan Rosul yang diutus oleh Alloh kepada ummat manusia. Maka
barangsiapa yang tidak melaksanakan ketiga hal ini pada hakikatnya dia bukanlah
pengikut dakwah para Nabi.
1.
Aqidah/Iman.
Di bidang akidah, Risalah Islam mengajarkan
kepercayaan atau keimanan terhadap enam hal berikut yang dikenal dengan sebutan
Rukun Iman (Arkan al-Iman). Adapun rukun iman terdiri atas iman kepada Allah, malaikat,
kitab, rasul, hari akhir, qadha dan qadar. Keimanan terhadap rukun iman
tersebut wajib diamalkan secara terpadu dan dipegang dengan teguh serta
dibuktikan dengan beramal sholih. Hal ini dikarenakan bahwa iman meliputi
keyakinan dalam hati, ikrar secara lisan dan mengamalkan dengan perbuatan.
2.
Ibadah
Selain mengajarkan keimanan, Islam juga
mengajarkan tata cara beribadah. Adapun ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua
jenis yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah disebut
juga dengan rukun Islam yang meliputi syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan
ibadah ghairu mahdhah/muamalah terdiri atas hukum perdata dan hukum publik. Hukum
perdata meluputi hukum niaga, hukum nikah dan hukum pewarisan. Adapun hukum
publik meliputi hukum pidana, hukum negara, hukum perang dan damai.
3.
Akhlak
Di bidang akhlak, Islam mengajarkan pedoman sikap
mental atau budi-pekerti dalam bergaul atau berhubungan dengan Allah SWT
sebagai Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitarnya. Bahkan,
bidang akhlak ini menjadi sasaran inti misi Islam, sebagaimana dinyatakan oleh
Nabi Muhammad dalam sebuah haditsnya, "Sesungguhnya aku diutus (Allah SWT)
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".
Akhlak adalah penentu baik-buruk perilaku
seseorang. “Penentu” itu adalah ada atau tiadanya kesadaran dalam diri
seseorang tentang pengawasan dari Allah atas segala perilakunya. Sebagaimana
disebutkan dalam Nabi Saw ketika mendefinisikan ihsan:
“(Ihsan adalah) kamu berbakti kepada Allah
seolah-olah kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka (yakinlah)
bahwa Allah melihatmu” (H.R. Bukhori dan Muslim).
Akhlak dalam Risalah Islam meliputi:
a)
Akhlak terhadap diri sendiri, yakni bagaimana kita
memperlakukan diri sendiri dalam menjalani hidup ini.
b)
Akhlak terhadap Allah, yakni bagaimana seharusnya
kita bersikap terhadap Alllah SWT.
c)
Akhlak terhadap sesama manusia, yakni tata cara
bergaul dengan sesama manusia.
d)
Akhlak terhadap alam semesta, yakni bagaimana
seharusnya kita memperlakukan flora dan fauna, termasuk sikap kita terhadap
makhluk-makhluk gaib (jin, setan, dan malaikat).[10]
Islam sebagai
agama yang sempurna
Islam sebagai agama yang disampaikan oleh Rasulullah telah dinyatakan oleh
Allah dalam Al-Qur’an sebagai agama yang sempurna tanpa adanya kekurangan
sedikitpun. Bukti bahwa Islam adalah agama yang sempurna salah satunya adalah
dalam hal penamaan. Hanya agama Islam yang namanya disebut dalam wahyu Allah,
berbeda dengan agama-agama selain Islam yang namanya diambil dari tempat
kelahirannya maupun nama pendirinya.
Islam sebagai satu-satunya agama yang berasal dari Allah dan satu-satunya
agama yang diterima oleh Allah merupakan bukti lain akan kesempurnaan Islam itu
sendiri. Oleh karena itu, dalam mengamalkan ajaran Islam haruslah benar
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits shahih.
Konsekuensi atas kesempurnaan agama
Islam adalah tidak boleh menambah atau mengurangi ajaran Islam serta harus
memegang teguh ajaran Islam dan mengamalkannya dengan benar.[11]
Manfaat Dinul Islam
Kehadiran Islam sebagai agama
yang sempurna seharusnya memberi pengaruh yang positif bagi manusia. Jika kenyataan
yang terjadi saat ini berbeda dengan yang tersurat dalam agama, maka yang
keliru adalah pelaku ajaran agama bukan agamanya.
Sebagai ad-din, Islam memiliki
prinsip-prinsip dasar yang mewarnai sikap dan aktivitas pemeluknya. Puncak dari
prinsip-prinsip tersebut adalah pengamalan ajaran tauhid dalam berbagai bidang
kehidupan. Berikut ini adalah manfaat yang dapat dirasakan jika mau berkomitmen
mengamalkan ajaran Islam dengan benar.
1.
Menjadi rahmat bagi alam
semesta
2.
Memberi jalan hidup yang
benar
3.
Membekali diri sebagai
khalifah di bumi.[12]
Demikianlah gambaran singkat
mengenai dinul Islam. Jika Islam diamalkan secara menyeluruh maka akan membawa
rahmat bagi alam semesta. Dengan demikian Islam merupakan solusi untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
[2]
https://www.dakwatuna.com/2008/05/20/634/makna-kata-ad-diin/#axzz5bn5fGzCc
[3]
http://asysyariah.com/ad-din/
[4]
Ibid.
[5]
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Al_Islam dan Kemuhammadiyahan untuk
SMA/MA/Muallimin/Muallimat dan SMK Muhammadiyah Kelas X semester 1,
(Yogyakarta: Mentari Pustaka, 2008), h. 42.
[7]
http://crysty-kebenaran.blogspot.com/2010/10/karakteristik-dinul-islam.html
[8]
http://inventor95.blogspot.com/2013/11/dinul-islam.html
[9]
https://muslim.or.id/415-3-pokok-ajaran-islam.html
[10]
https://www.risalahislam.com/2013/10/garis-besar-ajaran-islam.html
[11]
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, Op.Cit., h. 46-47.
[12]
Ibid., h. 47-48.