Sebagian orang yang mengklaim dirinya sebagai golongan aswaja beranggapan
bahwa pembagian tauhid menjadi tiga sama dengan konsep trinitasnya kaum
nasrani. Mereka menjadikan anggapan tersebut sebagai hujjah untuk menjatuhkan
martabat kaum salafiy yang mereka sebut dengan wahhabi. Mereka berusaha
membuktikan kalau paham salafiy itu sesat. Permusuhan mereka terhadap kaum
salafiy dilatar belakangi atas sakit hati mereka terhadap dakwah salafiy yang
bertujuan memberantas penyakit aqidah yang bernama TBC (tahayul, bid’ah,
churafat).
Orang-orang yang terlanjur terjebak zona nyaman dengan tradisi nenek
moyang merasa risih dengan adanya dakwah yang berorientasi pada pemurnian agama
Islam. Sehingga mereka berusaha untuk memadamkan dakwah tersebut dengan
menghalalkan segala cara, salah satunya dengan penggiringan opini bahwa
pembagian tauhid menjadi tiga sama dengan konsep trinitas kaum nashrani.
Pembagian Tauhid menjadi Tiga
Pembagian tauhid menjadi tiga yaitu tauhid Rubuubiyah, Uluhiyah, dan tauhid
Asma’ wa sifat pada dasarnya untuk memudahkan seorang muslim/muslimah dalam
memahami konsep tauhid secara menyeluruh. Pada dasarnya, ketiga tauhid tersebut
merupakan satu kesatuan sebagaimana asmaul husna. Pembagian tauhid
tersebut juga bertujuan untuk membantah syubhat dari kaum musyrikin yang
mengimani sebagian dari makna tauhid.
Tauhid asalnya tidaklah diterima kecuali tauhid yang satu. Karena asalnya
(1) Rob yang berhak disembah adalah (2) Rob yang maha Esa dalam penciptaan, dan
juga (3) Maha sempurna sifat-sifatnya. Jika ada Rob yang tidak maha esa dalam
penciptaan atau tidak sempurna sifat-sifatnya maka dia tidak berhak untuk
disembah. Karenanya asalnya bahwa tauhid tidaklah menerima pembagian. Ketiga
makna tauhid di atas harus terkumpulkan menjadi satu. Lantas kenapa ada
pembagian??!! Makhluklah (yaitu kaum musyrikin) yang telah melakukan pembagian,
sehingga mereka hanya mengimani dan mengerjakan sebagian dari makna tauhid. Dengan
demikian dapat dapat ditarik simpulan bahwa dalam mentauhidkan Allah harus
secara kaffah yang meliputi:
1.
Keyakinan bahwa Allah satu-satunya sang pencipta,
pemilik dan pemelihara alam semesta (rububiyah).
2.
Keyakinan bahwa satu-satunya yang berhak disembah
dan diibadahi hanyalah Allah semata (uluhiyah).
3.
Keyakinan bahwa tidak ada dzat lain yang menyamai
sifat-sifat Allah yang maha sempurna (asma wa sifat).
Perbedaan antara pembagian tauhid dan trinitas.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa pembagian tauhid menjadi tiga
bertujuan untuk memudahkan kaum muslimin yang hidup jauh setelah rasulullah
wafat dalam memahami makna tauhid. Sehingga dapat terhindar dari jeratan
syubhat paganisme kaum musyrikin. Justru pembagian tauhid menjadi tiga malah
menegaskan bahwa Allah adalah maha tunggal tidak ada zat lain yang serupa
dengan Allah, tidak ada yang menandingi kekuasaan Allah, tidak ada yang berhak
diibadahi kecuali Allah.
Adapun trinitas adalah keyakinan bahwa tuhan itu ada tiga oknum (pribadi)
yaitu tuhan bapa, tuhan anak, roh kudus sebagaimana yang diyakini oleh kaum
nasrani atau tiga oknum dewa seperti brahma, siwa, dan wisnu sebagaimana yang
diyakini oleh penganut hindu. Tuhan bapa tentu saja berbeda dengan roh kudus
dan roh kudus berbeda dengan tuhan anak.
Perbedaan ketiga oknum tuhan tersebut ditegaskan sendiri dalam kitab mereka
yang berbunyi:
Dengarlah, hai orang Israil: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!(Kitab
Ulangan pasal 6 : ayat 4).
Berdasarkan kutipan ayat tersebut dapat diketahui bahwa yesus berkata kepada
orang israel untuk menyembah Allah. Disini tersirat makna bahwa yesus menyebut
Allah, bukan menyebut “diriku”. Dengan nampak jelas bahwa yesus dan Allah
adalah dua zat yang berbeda.
Setelah mencermati penjelasan terkait pembagian tauhid dan trinitas di atas
maka tampak jelas sekali perbedaannya.
Perbedaan mendasar diantara keduanya adalah pembagian tauhid hanya
menyebutkan aspek-aspek atau ruang lingkup ketauhidan Allah serta menegaskan
bahwa Allah maha esa dalam segala hal. Sedangkan trinitas dan trimurti lebih
fokus pada pembagian Tuhan dari segi zatnya.