A.
PENDAHULUAN
Manusia merupakan ciptaan Allah yang
paling sempurna dibanding makhluk lainnya. Manusia dikatakan sebagai ciptaan
yang sempurna karena Allah membekali manusia dengan akal dan hati. Dengan akal
dan hati manusia dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran
menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya.[1] Dengan memiliki budaya maka manusia
menjadi makhluk yang beradab. Derajat manusia bisa meningkat apabila mampu
menggunakan secara maksimal akal dan hatinya untuk mempertahankan eksistensinya
sebagai makhluk yang beradab.
Selain diberi akal dan hati manusia
juga diuji dengan hawa nafsu. Apabila manusia biasa mengendalikan hawa nafsu
hingga nafsu tersebut benar-benar tunduk maka pada saat itulah manusia berada
pada derajat yang tinggi. Sebaliknya jika manusia takluk terhadap godaan hawa
nafsu maka derajat manusia akan turun derastis hingga dibawah level binatang.
Apabila manusia selama hidupnya dikendalikan hawa nafsu maka perbuatan yang
muncul cenderung biadab. Manusia akan senantiasa berbuat kerusakan apabila
dirinya dikendalikan hawa nafsu. Manusia yang dikendalikan hawa nafsu biasanya
cenderung bersifat tamak atau rakus sehingga melakukan perbuatan yang melampaui
batas. Sedangkan bila manusia sudah melampaui batas maka manusia akan menerima
azab dari Allah.
Agar manusia tidak tunduk pada godaan
hawa nafsu maka manusia harus pandai-pandai mengontrol diri. Sedangkan untuk
mengontrol diri dibutuhkan ilmu agar sentiasa istiqomah dan kekuatan dalam
menghadapi berbagi jenis godaan hawa nafsu.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Kontrol Diri
Kontrol diri adalah kemampuan individu
dalam menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku melalui
pertimbangan kognitif sehingga dapat membuat keputusan yang diinginkan dan
diterima oleh masyarakat.[2]
Manusia adalah makhluk sosial, yaitu
makhluk yang tidak akan sanggup hidup sendiri, selalu bergantung pada orang
lain dan apa yang dibutuhkannya dalam hidup juga dibutuhkan pula oleh orang
lain.[3] Karena manusia dalam kehidupannya sangat
bergantung dengan orang lain maka mau tidak mau manusia dituntut untuk saling
bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Agar tercipta kerja sama antar
manusia maka dibutuhkan suatu tujuan yang sama. Oleh karena itu terbentuklah
masyarakat dengan suatu tatanan. Seseorang dapat diterima ke dalam suatu
masyarakat apabila mentaati norma-norma atau tatanan dalam masyarakat tersebut.
Dengan demikian kontrol diri sangat diperlukan agar perilaku yang muncul dari
seorang individu tidak menyimpang dari tatanan masyarakat yang ada. Apabila
seorang individu dalam hidupnya hanya mementingkan egonya maka lambat laun
keberadaannya akan dibenci dan diasingkan dari masyarakat.
2.
Hikmah Kontrol Diri.
Seseorang yang terbiasa melakukan
kontrol diri (mujahadah an-nafs) akan memperoleh beberapa manfaat dan hikmah
yaitu :
a.
Hati semakin
bersih dan tenang
Seseorang yang terbiasa mengontrol diri
sendiri maka perilaku yang muncul otomatis akan terkendali dan mencegah pelaku
dari perbuatan dosa. Semakin kecil beban dosa yang ditanggung seorang hamba
maka akan mendatangkan perasaan yang tenang dan hatinya menjadi bersih.
b.
Memperoleh
kebahagiaan lahir dan batin.
Perilaku terpuji biasanya muncul dari
seseorang yang mampu mengendalikan dirinya. Sudah menjadi kodrat seorang
manusia, apabila berbuat baik maka yang bersangkutan akan merasa bahagia baik
secar lahir maupun bathin karena setiap perbuatan akan mendatangkan akibat
sesuai dengan sifat perbuatan tersebut. Perbuatan yang terpuji biasanya akan
mendatangkan akibat yang baik bagi pelakunya, apapun bentuknya.
c.
Diberi
kemudahan oleh Allah SWT dalam mengerjakan amal shaleh.
Seorang hamba yang bersih hatinya dari
dosa akan mudah dan lancar dalam mengerjakan amal shalih. Sebagaimana yang
sempat disinggung di atas bahwa mengontrol diri dapat membuat hati seseorang
menjadi semakin bersih, maka orang yang mampu mengontrol diri tersebut dapat
dengan mudah melaksanakan amal shalih. Pada dasarnya, yang membuat berat
seseorang melaksanakan amal shalih adalah hawa nafsu maka bila nafsunya
terkendali maka hambatan dalam beramal shalih akan berkurang.
d.
Dijauhkan dari
sifat-sifat tercela, seperti iri, dengki dan sombong.
Kontrol diri pada dasarnya meliputi
pengendalian hawa nafsu pada diri sendiri. Sedangkan induk dari segala macam
sifat tercela seperti iri, dengki dan sombong adalah hawa nafsu. Dengan
demikian maka bila nafsu terkendalai maka otomatis akan terhidar dari
sifat-sifat tercela tersebut.
e.
Dicintai Allah
SWT dan sesama manusia.
Manusia yang mampu mengendalikan diri
dari sifat tercela maka sifat yang muncul adalah sifat terpuji. Sedangkan sifat
terpuji dapat mendatangkan simpatik dan penghargaan orang lain bahkan dicintai
Allah SWT.
f.
Mendapatkan
hidayah yang sempurna dari Allah SWT.
Hambatan terbesar datangnya hidayah
dari Allah adalah banyaknya dosa yang menodai hati. Apabila hati seseorang
bersih maka hambatan datangnya hidayah akan berkurang. Telah diketahui bahwa
hikmah dari kontrol diri adalah hati akan semakin bersih. Bila hati bersih maka
pintu hidayah dari Allah akan terbuka.
Seorang hamba yang terbiasa
mengendalikan diri maka perilaku yang muncul adalah perilaku terpuji. Yang
dimaksud terpuji disini adalah perilaku yang mencerminkan ketaatan kepada Allah
SWT. Apabila seorang hamba terbiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya maka dia akan mendapatkan ridha Allah SWT.
3.
Cara Kontrol Diri
Ada beberapa cara untuk dapat
mengendalikan diri sendiri antara lain :
a.
Mengenali diri
kita sendiri dan mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap
kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap
pesan apa yang ingin disampaikan dan di rasakan oleh kita apakah marah, senang,
sedih atau hal lainnya.
b.
Memahami dampak
dari emosi yang timbul dari diri kita sendiri apakah itu berdampak negatif atau
positif, Jika kita dapat memahami dampak dari emosi yang timbul itu maka kita
bisa mengetahui apa yang akan terjadi dari emosi yang ada tersebut. Jadi emosi
hanyalah awal dari respon manusia dalam sebuah peristiwa atau kejadian.
Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda
mencapai kesuksesan.
c.
Tenangkan dan
buang emosi negatif yang timbul dan berpikirlah secara netral dan lebih
berpikir ke dampak dari pelampiasan emosi negatif itu sendiri. Sadarilah hidup
kita tidak sendiri dan masih banyak orang lain di sekitar kita dan buang ego
mu.
d.
Berpikirlah
dari sudut orang yang terkena dampak dari emosi dan ego kita dan kita bisa
melihat mengapa orang itu bertindak seperti itu, tenangkan dan berpikirlah
secara dingin untuk menangani hal seperti ini.
e.
Berusaha
mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita bisa berhasil
menangani emosi ini sebelumnya dan dengan bergembira kita mengambil tindakan
untuk menanganinya.
f.
Lakukan terus
dan ingatlah kegagalan adalah pengalaman terbaik di mana kita bisa belajar
untuk menutupi kekurangan yang ada dalam kita sendiri dan itu adalah kemampuan
kita dalam mengelola emosi, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan
emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya. Dan sadarilah bahwa hidup masih
panjang dan kita masih membutuhkan orang lain dalam hidup kita.[5]
C.
KESIMPULAN
Kontrol diri adalah pengarahan perilaku
dengan pertimbangan kognitif agar sesuai dengan norma agama dan masyarakat.
Kontrol diri dapat memunculkan perilaku terpuji sehingga mampu mendatangkan
simpati dari orang lain, membersihkan hati, mendatangkan hidayah dari Allah,
dan masih banyak lagi manfaat lainnya.